Nisan Ditulis dengan Huruf Arab Pegon, Sempat Dikira Makam Kiai

Nisan Ditulis dengan Huruf Arab Pegon, Sempat Dikira Makam Kiai

Pemerintah Desa Gunungwangi terus berupaya mengenalkan Makam Raden Toemenggoeng Dendanagara atau Kanjeng Kyai Siera Adi Ningrat. Untuk itu pihaknya bekerjasama dengan Komunitas Grup Majalengka Baheula (Grumala) dan Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) melakukan napak tilas. ONO CAHYONO, Argapura \"Raden Toemenggoeng Dendanagara diyakini sebagai mantan Bupati Majalengka pertama pada periode (1819-1848),\" ujar Ketua Grumala, Nana Rochmana. Menurutnya, keyakinan itu didasari oleh adanya prasasti yang tertera pada nisan serta tulisan di atas pintu masuk makam dengan huruf Arab Pegon dengan menggunakan bahasa Jawa kuno. Awal penelusuran ini berawal dari ditemukannya sebuah naskah yang disebutkan oleh Bupati Majalengka ke-8 di tahun 1958 yang menyebutkan Bupati Dendanagara, yang makamnya di Gunungwangi. Komunitas Grumala berupaya menelusuri hingga ke pemakaman di Gunungwangi tersebut. Di sanalah ditemukan beberapa tulisan Arab Pegon dengan bahasa Jawa Kuno. \"Namun, karena tidak sanggup dan tidak paham akan tulisan Arab Pegon atau aksara Jawa itu, akhirnya mencari orang yang mampu membacanya hingga ditemukan ahli huruf Arab Pegon dan bahasa Jawa kuno, yaitu Tarka orang Indramayu,\" tuturnya. Dia menjelaskan, tulisan yang ada di batu nisan serta di pintu masuk atas yang terpampang baru bisa dibaca pada 5 Januari 2019 lalu. Setelah, Grumala bersama seseorang asal Belanda mengajak Tarka, yang dikenalnya melalui media sosial. \"Di kayu itu tertulis Pémut punika cungkub pasaréyan Kanjeng Kiyahi Arya Suraadiningrat Adipati Carbon kang ayasa Radén Tumenggung. Yang artinya, Pengingat: ini adalah Cungkup Makam Kangjeng Kiai Arya Suradiningrat Adipati Cirebon yang berjasa, Raden Tumenggung,\" ungkapnya. Lebih jauh Ketua Grumala menyampaikan, bahwa kata Babad bisa diartikan sebagai permulaan atau awal. Babad, di dalam naskah kuno mengandung pengertian membuka hutan atau suatu tempat untuk dibuat menjadi pedukuhan, desa, pesantren dan lain sebagainya. \"Alhamdulilah, akhirnya kami dapat membaca tulisan itu pada tahun lalu, padahal penelusurannya sudah dari 2018 atau dua tahun lalu. Hingga akhirnya diperoleh keyakinan dari tulisan-tulisan tersebut,\" pungkas Naro. Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana saat menghadiri kegiatan Napak tilas makam mantan Bupati Majalengka Pertama, Raden Toemenggoeng Dendanagara, Selasa (11/2) lalu didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Majalengka H Gatot Sulaeman AP MSi dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Argapura. Acara dilakukan di Komplek pemakaman Wijaya Kusuma, di Desa Gunungwangi, Kecamatan Argapura. Wakil bupati Tarsono langsung duduk di latar makam Raden Toemenggoeng Dendanagara yang berbentuk seperti rumah di ujung komplek tersebut. Dalam kesempatannya, orang nomor 2 di Majalengka itu menyampaikan kegiatan ini perlu terus digelar, mengingat acara ini mengenalkan kepada masyarakat bahwa terdapat petilasan makam mantan Bupati Majalengka pertama. Sebab, beberapa tahun lalu masyarakat, khususnya warga Desa Gujungwangi, Kecamatan Argapura, mengenal makam tersebut sebagai kiai. \"Ini tentu perlunya pendekatan antara kami pemerintah daerah melalui Pemdes kepada masyarakat bahwa di desa ini ada makam mantan Bupati Majalengka pertama,\" ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: