Dinas PUTR Siapkan Jembatan Sementara
MAJALENGKA- Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Majalengka bakal membangun jembatan sementara untuk warga Desa Jayi. Ini menyusul ambruknya jembatan Ciherang pada Minggu (19/1). Ditemui di balai desa setempat, Kepala Desa Jayi, Wasta mengatakan jembatan itu ambruk pada Minggu (19/1) pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Hal itu membuat jembatan yang menghubungkan Desa Jayi, Kecamatan Sukahaji dan Desa Cisetu, Kecamatan Rajagaluh itu tidak bisa dilintasi pengendara ataupun pejalan kaki. “Ya, kejadiannya waktu Minggu, karena hujan terus menerus terjadi. Fondasi tidak kuat menahan beban arus yang besar,\" ujar Wasta, Selasa (21/1). Dirinya menceritakan, jembatan yang dibangun pada 2016 lalu itu sehari-harinya dimanfaatkan masyarakat untuk akses jual beli hasil panen dan beberapa kerajinan yang ada di desanya. Maka dari itu ambruknya jembatan, membuat warga harus memutar dan menempuh waktu perjalanan lebih lama. \"Sehari-harinya ya dibuat jual beli hasil panen, soalnya kan kalau lewat sini lebih singkat hanya berjarak 1 kilometer ke Pasar Rajagaluh, kalau memutar bisa sampai 5 kilometer bahkan lebih,\" ucapnya. Wasta menambahkan, dirinya tak mengetahui faktor apa yang menyebabkan jembatan itu ambruk. Mengingat usia jembatan baru empat tahun. Ia pun mengaku telah berkoordinasi dengan dinas terkait. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Majalengka, H Eman Suherman melalui Sekretaris Dinas, Ruchyana mengatakan tingginya debit air akibat hujan deras yang terjadi di Desa Jayi dan sekitarnya menjadi salah satu faktor ambruknya jembatan Ciherang. Menurutnya, debit air di sungai Ciherang telah melampaui batas. \"Jadi gini, debit banjir itu ada debit banjir 5 tahunan, 25 tahunan, 50 tahunan dan 100 tahunan. Artinya jika menggunakan debit banjir 5 tahunan saat pembangunan jembatan, banjir terjadi hanya di 5 tahun sekali, demikian selanjutnya,\" ujar Yana, sapaan akrabnya. Oleh sebab itu, Yana menyampaikan, dalam hal perencanaan pembangunan jembatan Ciherang, pihaknya menggunakan debit banjir yang 25 tahun sekali. Sedangkan, debit air yang dihasilkan lebih dari debit banjir yang telah ditentukan. \"Dipilihnya pembangunan jembatan yang menggunakan debit banjir yang 25 tahun sekali itu, untuk mengefisienkan biaya juga,\" ucapnya. Yana menyebutkan, tingginya debit air juga dibuktikan dengan keluarnya peringatan dari BMKG bahwa curah hujan intensitas deras akan terjadi dibeberapa wilayah di Jawa Barat. \"Tahu sendiri mas, di Jakarta kemarin terjadi banjir, ternyata BMKG juga menyebut cuaca ekstrem oleh karena itu debit air melebihi debit air pembangunan yang telah ditentukan,\" kata Yana. Ke depannya, Yana menambahkan, sembari menunggu jembatan diperbaiki, pihaknya telah menyiapkan jembatan belly. Nantinya, jembatan belly akan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai jembatan sementara. Jembatan belly sendiri yaitu jembatan penghubung jalan yang terbuat dari kerangka besi yang menyelubung di bawah, samping maupun atas jalan. \"Untuk tahun ini kita usulkan lagi anggaran untuk pembangunan atau memperbaiki jembatan tersebut, namun kami telah menyiapkan jembatan belly untuk semmentara agar aktivitas masyarakat tidak terganggu,\" jelasnya. (bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: