Kang Maman Usulkan Mitigasi Bencana Jadi Mulok

Kang Maman Usulkan Mitigasi Bencana Jadi Mulok

MAJALENGKA – Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq meminta pemerintah melalui kementerian serta lembaga terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. \"Saya ingin mengingatkan, sudah ngobrol dengan pemerintah termasuk Bupati Majalengka. Kita harus terus meningkatkan daya tahan kita, kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana,\" ujarnya, Jumat (3/1). Menurut Maman, Majalengka masuk ke dalam rawan bencana alam terutama longsor dan banjir. Sehingga masyarakat harus siap menghadapi segala bencana alam. Pihaknya meminta edukasi lebih baik, konsisten dan lebih dini bisa masuk ke dalam muatan sistem pendidikan. \"Saya yakin, jika muatan edukasi dan mitigasi bencana masuk dalam materi pendidikan di sekolah, Majalengka khususnya akan jauh lebih siap dalam menghadapi bencana alam,\" paparnya. Menurut dia, banyaknya korban bencana tidak lepas dari kurangnya pemahaman mengenai mitigasi bencana. Sehingga, memasukkan mitigasi bencana sebagai kurikulum di sekolah merupakan hal yang wajib. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan begitu mitigasi bencana, sudah diketahui dan dipahami sejak dini. Dengan harapan, hal itu mampu mengurangi dampak korban jiwa saat terjadi bencana. Menurut Maman, mitigasi bencana memang sudah seharusnya menjadi pelajaran wajib diketahui peserta didik. Namun, dirinya menyarankan sebelum dimasukkan dalam kurikulum, sebaiknya pemerintah daerah (Pemda), membentuk regulasi tentang penetapan mata pelajaran mitigasi bencana di sekolah, sebagai alas hukum bagi Dinas Pendidikan (Disdik). Dia juga menyarankan, mitigasi bencana dimasukkan dalam kurikulum Muatan Lokal (Mulok). Sebab, setiap daerah memiliki bahan ajar berbeda-beda, sesuai potensi bencana dimiliki daerahnya. “Kenapa mitigasi bencana harus masuk di pelajaran mulok? Karena, berkaitan dengan sosial kultur dan kondisi geografis, daerah masing-masing. Sebab, kebutuhan mitigasi bencana di Majalengka misalnya, berbeda dengan Kabupaten Indramayu. Kalau di Majalengka, mitigasi bencana dari bencana longsor. Maka di Indramayu, mitigasi bencana gempa, dan tsunami,” jelasnya. Jika regulasinya sudah dibentuk, tahap selanjutnya yakni mempersiapkan tenaga pengajar dan bahan ajarnya. Setelah itu, dilakukan pengembangan bahan ajar tersebut. Sehingga, pelajaran mitigasi bencana yang diterapkan di sekolah betul-betul mampu memberikan manfaat kepada peserta didik, khususnya dalam menghadapi bencana yang tidak mampu ditebak kapan terjadi. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: