Rintis Usaha dari Nol, Berdayakan Warga Sekitar

Rintis Usaha dari Nol, Berdayakan Warga Sekitar

MAJALENGKA- Endang Sugiharto, pengusaha konveksi busana muslim asal Blok Sukamulya RT 01 RW 06 Desa Babakanmanjeti Kecamatan Sukahaji mewakili Majalengka ke tingkat provinsi pada ajang pemuda pelopor. Pria kelahiran Majalengka, 3 Februari 1994 ini memulai usaha dari nol hingga akhirnya sukses memasarkan busana muslim ke luar negeri. Endang mengakui dirinya memulai usaha konveksi busana muslim muslimah sejak Oktober 2015 dan kini telah memiliki 17 karyawan. “Saya ingin menambah gedung baru, karena gedung lama sudah sempit agar bisa menampung karyawan baru,” kata Endang. Ia bersyukur dan bangga bisa meraih juara pertama pemuda pelopor tingkat Kabupaten Majalengka. Alumni SDN III Babakanmanjeti, MTs. Al-Ihsan Babakanmanjeti dan SMKN 1 Majalengka ini berharap bisa meraih prestasi pada tingkat provinsi Jawa Barat tersebut. Diceritakan, sebelum memulai usaha dirinya pernah mengikuti kursus menjahit. Ia pernah bekerja di LPK Juwita tahun 2015 dan pernah bekerja di PT Toshiba Consumer Products sebagai Operator Produksi tahun 2013 dan di PT Unilever Indonesia Tbk sebagai packer pouch tahun 2013. “Saya termotivasi menjadi seorang wirausaha muda dari Hadist rasulullah yang menyatakan bahwa pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli mabrur,” tuturnya. Dibeberkan dia, usaha yang digelutinya dimulai dari proses produksi mulai dari kain dikirim dari distributor, lalu dilakukan pemotongan, menjahit, packing lalu dikirim ke konsumen. Diakuinya sarana dan prasarana usaha yang dimiliki diantaranya 20 mesin jahit, 1 mesin setrika uap, 1 paket mesin potong kain, 2 buah komputer, gedung pabrik dan tempat parkir. Saat awal produksi, ia memasarkannya melalui internet. Setiap bulannya orderannya pun meningkat. Ia pun mulai merekrut karyawan mulai dari 3 orang sampai sekarang sudah 17 orang. Endang pun bertekad ingin berkontribusi terhadap lingkungan sekitar tempat usaha dengan merekrut karyawan dimulai dari lingkungan terdekat. “Alhamdulilah omzet per bulan mencapai Rp300 juta,” ujarnya. Suami dari Sri Astuti ini mengakui busana muslim jubah yang menjadi produksi utamanya dipasarkan melalui online. Produksi busana muslim Farrasi yang dirintis dari bawah ini terus ingin dikembangkan. Putra pasangan Sutara (alm) dan Khoeriyah (45) ini pun mengajak para generasi muda untuk berkarya dan bekerjasama mengembangkan usaha busana muslim muslimah. “Kami berharap generasi muda bisa lebih kreatif dan mau membuka usaha agar lebih maju dan berkembang,” harapnya. Serang karyawan konveksi Farrasi , Tedi Susilawardi ( 29) mengaku sudah cukup lama bekerja di konveksi milik Endang. “Saya bersama istri bekrja di Farrasi dan sangat lebih baik dari pada bekerja di pabrik,” ujar suami Rima Nurmayani. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: