Dialogis sebagai Landasan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS di Sekolah Dasar

Dialogis sebagai Landasan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS di Sekolah Dasar

Dr. Yeni Dwi Kurino, M.Pd Dosen PGSD Universitas Majalengka-Dok-Istimewa

Ada banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk menghadirkan dialogis di kelas matematika:

1.Think-Pair-Share

Siswa diminta berpikir sendiri terlebih dahulu, kemudian berdiskusi berpasangan, dan akhirnya berbagi hasilnya di kelas. Strategi ini memberi ruang kepada semua anak untuk aktif, bukan hanya yang berani angkat tangan.

2.Number Talks

Guru menuliskan soal sederhana, misalnya 18 × 5, lalu mengajak siswa membagikan berbagai cara mereka menyelesaikan soal itu. Ada yang menghitung dengan cara panjang, ada yang menggunakan strategi perkalian cepat. Melalui dialog, siswa belajar bahwa ada banyak jalan menuju jawaban yang sama.

3.Problem Based Learning (PBL)

Guru memberikan masalah nyata, misalnya: “Sekolah ingin membuat taman berbentuk persegi panjang. Jika panjangnya 12 meter dan lebarnya 8 meter, berapa luasnya? Bagaimana kalau kita ingin membuat pagar kelilingnya?” Pertanyaan semacam ini mendorong siswa untuk berdiskusi, menggambar, hingga mencari strategi yang tepat.

4.Project Based Learning (PjBL)

Misalnya, siswa diminta membuat “laporan uang jajan” selama seminggu. Dari situ, mereka belajar tentang operasi hitung, tabel, hingga penyajian data. Yang menarik, mereka melakukannya sambil bercerita, bertanya, dan berdiskusi.

Tantangan di Lapangan

Tentu saja, menerapkan pembelajaran dialogis tidak selalu mudah. Banyak guru masih terbiasa dengan pola mengajar tradisional, di mana guru menjelaskan panjang lebar, lalu siswa mencatat dan mengerjakan soal. Beralih ke pembelajaran dialogis membutuhkan keterampilan baru: bagaimana mengajukan pertanyaan terbuka, bagaimana mengelola diskusi agar tetap fokus, dan bagaimana memberi ruang kepada semua siswa untuk berbicara. Selain itu, keterbatasan waktu dan target kurikulum kadang membuat guru enggan mencoba metode ini (Sutawidjaja & Nurjanah, 2019). Namun, tantangan itu bisa diatasi dengan pelatihan, pendampingan, serta perubahan mindset. Guru tidak perlu langsung mengubah semua cara mengajarnya, cukup mulai dengan langkah kecil, misalnya menambahkan satu sesi diskusi singkat di akhir pelajaran. Jika dilakukan konsisten, lambat laun siswa akan terbiasa dan suasana kelas pun menjadi lebih hidup.

BACA JUGA:Game Penghasil Uang Terbaru 2025, Modal Rebahan Bisa Dapat Saldo Dana Gratis Hingga Ratusan Ribu!

Manfaat Besar untuk Masa Depan

Ketika pembelajaran matematika berbasis dialog diterapkan, manfaatnya sangat terasa. Siswa lebih paham konsep, bukan hanya hafal rumus. Mereka lebih percaya diri mengemukakan pendapat, lebih berani mencoba, dan tidak mudah menyerah. Yang lebih penting, mereka belajar bahwa matematika bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang berpikir, berargumentasi, dan berkomunikasi. Dengan demikian, dialogis layak disebut sebagai landasan penting bagi model pembelajaran matematika berorientasi HOTS di sekolah dasar. Melalui dialog, matematika bisa menjadi sarana membentuk generasi yang kritis, kreatif, komunikatif, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Referensi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait