Dialogis sebagai Landasan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS di Sekolah Dasar

Dialogis sebagai Landasan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi HOTS di Sekolah Dasar

Dr. Yeni Dwi Kurino, M.Pd Dosen PGSD Universitas Majalengka-Dok-Istimewa

Oleh: Dr. Yeni Dwi Kurino,M.Pd,

Dosen PGSD Universitas Majalengka

Matematika sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang “serius” dan penuh dengan angka serta rumus. Tak jarang, banyak siswa sekolah dasar merasa takut atau bosan ketika pelajaran ini dimulai. Padahal, jika dikelola dengan cara yang tepat, matematika justru bisa menjadi jembatan bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Salah satu pendekatan yang dapat mengubah wajah pembelajaran matematika di kelas adalah pendekatan dialogis.

Dialogis dalam konteks pendidikan berarti membangun suasana belajar berbasis percakapan yang terbuka dan saling menghargai. Guru dan siswa tidak lagi diposisikan sebagai pemberi dan penerima pengetahuan secara sepihak, melainkan sebagai mitra belajar yang sama-sama berperan aktif. Konsep ini sebenarnya sudah lama diperkenalkan oleh Paulo Freire (1970) yang menekankan pentingnya pendidikan yang membebaskan. Dengan dialog, guru memberi ruang bagi siswa untuk bertanya, berpendapat, bahkan menantang asumsi yang ada.

Mengapa dialogis penting untuk matematika? Karena pada dasarnya matematika adalah bahasa untuk memahami dunia: menghitung, membandingkan, menemukan pola, hingga memecahkan masalah. Jika siswa hanya disuruh menghafal rumus, mereka mungkin bisa menjawab soal ulangan, tetapi kesulitan ketika menghadapi persoalan nyata. Melalui dialog, siswa diajak untuk berpikir, menghubungkan konsep, dan berdiskusi tentang berbagai kemungkinan jawaban.

BACA JUGA:Kumpulan Prompt Gemini AI Keren dan Gratis, Cocok Buat Pemula Bisa Langsung Praktik Sekarang Juga

Dari Menghafal ke Memahami

Contohnya sederhana. Saat guru mengajarkan pecahan, biasanya siswa diberi soal: “½ + ¼ = ...”. Mereka mungkin bisa langsung menghitung dengan cara mekanis. Namun, jika guru menambahkan pertanyaan: “Kalau satu kue dibagi empat, lalu setengahnya diambil, berapa yang tersisa? Bagaimana kalau dibandingkan dengan kue yang dibagi delapan?” maka suasana kelas langsung berubah. Anak-anak mulai berdebat, menggambar potongan kue, bahkan memberikan argumen logis. Di sinilah keterampilan HOTS—analisis, evaluasi, dan kreasi—muncul secara alami (Anderson & Krathwohl, 2001).

Sejalan dengan Kurikulum Merdeka

Pendekatan dialogis ini sangat selaras dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini berlaku di sekolah dasar. Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, fleksibel, dan kontekstual. Guru tidak lagi terpaku pada buku paket, tetapi diberi ruang untuk berkreasi sesuai kebutuhan anak-anak. Dialogis juga mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila, terutama dimensi bernalar kritis, kreatif, mandiri, serta gotong royong (Kemdikbudristek, 2020). Bayangkan sebuah kelas matematika di mana anak-anak berdiskusi kelompok kecil untuk mencari cara menghitung luas halaman sekolah, atau mereka diminta membuat proyek sederhana seperti laporan pengeluaran uang jajan. Aktivitas seperti ini bukan hanya mengasah kemampuan berhitung, tetapi juga melatih komunikasi, kerja sama, dan pengambilan keputusan—keterampilan yang sangat dibutuhkan di abad 21.

Hasil Riset Mendukung

Banyak penelitian mendukung manfaat dialogis dalam pembelajaran. Mercer & Howe (2012) menemukan bahwa diskusi matematis berbasis dialog membantu siswa mengembangkan penalaran dan pemahaman konsep yang lebih mendalam. Resnick, Asterhan, & Clarke (2015) juga menegaskan bahwa dialog membuka ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi strategi pemecahan masalah yang beragam. Di Indonesia, penelitian Suryaningrat, Rahmawati, & Wijayanti (2021) menunjukkan bahwa pembelajaran matematika yang mengintegrasikan HOTS membuat siswa lebih kritis dan tidak cepat menyerah ketika menghadapi soal sulit.

BACA JUGA:Tak Terbendung! Borneo FC Masih Kokoh di Puncak Klasemen Super League 25/26 Tanpa Kekalahan

Praktik Sederhana di Kelas

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait