
Sebelum Mataram menguasai Galuh, kerajaan tersebut berada di daerah Kawali. Namun setelah Mataram berkuasa, pusat kerajaan tersebut mengalami perpindahan beberapa kali.
Perpindahan tersebut antara lain terdiri dari daerah Cineam, Calincing, Panyingkiran, Imbanagara, dan Cibatu pada tahun 1815.
Tidak menetapnya pusat kerajaan karena semakin luasnya wilayah kekuasaan Galuh ke daerah Selatan. Kendati mengalami perpindahan pusat pemerintahan, daerah Imbanagara lah yang menjadi basis Galuh sesungguhnya.
BACA JUGA:11 Kabupaten Jabar Termasuk Cirebon-Majalengka 'Gosong' El Nino, Kok Mirip Ramalan Jayabaya?
Hingga sekarang masyarakat Ciamis menyakini hari lahirnya Galuh diperingati hari jadi Kabupaten Ciamis. Ditandai dengan berpindahnya pusat kerajaan Galuh dari Panyingkiran ke Imbanagara pada tanggal 12 Juni 1642.
Namun ketika itu belum berganti nama menjadi Ciamis. Baru berganti nama itu ketika pada tahun 1915-1935. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Perubahan nama itu terjadi ketika Galih dikuasai seorang bupati bernama RAA Sastrawinata. Walau bisa jadi status kabupaten itu sudah terjadi sejak kerajaan Mataram menguasai Galuh.
Galuh bukan lagi kerajaan. Hanya pada masa bupati Sastrawinata nama Galuh menjadi Ciamis.
BACA JUGA:11 Kabupaten Jabar Termasuk Cirebon-Majalengka 'Gosong' El Nino, Kok Mirip Ramalan Jayabaya?
Pada masa Bupati Sastrawinata, Galuh yang dahulu anti-kolonial mendadak tunduk menjadi daerah yang menurut pada setiap perintah Belanda. Akibatnya Galuh menjadi lemah.
Apalagi setelah Bupati Sastrawinata meresmikan namanya berganti menjadi Ciamis. Trah Galuh tidak bisa mengganggu gugat ketidaksetujuannya. Sebab, konon sang bupati telah “mencoret” Galuh dari kamus sejarah kerajaan Sunda.
Memang ada yang menyebutkan jika Bupati Sastrawinata itu cinta mati dan pemuja trah Mataram. Hal ini seperti ditulis Surat Kabar De Sumatera Post, yang terbit pada tanggal 3 Agustus 1915.
Selain itu Sastrawinata juga dihormati oleh Pemerintah Belanda. Ia diberikan hak istimewa oleh Raja Jawa. Lantaran telah sukses menaklukan Galuh sebagai salah satu kerajaan termegah di tanah Pasundan.
BACA JUGA:Sinar Api di Gunung Arjuno Welirang, Ada Pertanda Apa?
Sejumlah literatur lain mengatakan, Bupati Sastrawinata merupakan orang pertama yang nekad menghapus sejarah Galuh. Memang masih perlu pembuktian, konon Ia ditugaskan Mataram untuk memutuskan tali persaudaraan pewaris Galuh. Tujuannya agar Sastrawinata bisa berkuasa sepenuhnya di wilayah tersebut.
Sastrawinata memang jenius. Ia banyak dilibatkan oleh Mataram sebagai delegasi wakilnya rapat dan berdiskusi dengan pemerintah kolonial. Dari sinilah jaringan relasi kekuasaan Sastrawinata terbentuk.