Mayoritas Masyarakat Desa Dukung Presiden Perempuan, Puan Kandidat Terkuat

Kamis 15-09-2022,10:27 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Radarmajalengka.com, JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei KedaiKOPI menunjukkan, masyarakat rural dan kalangan generasi Z lebih banyak yang setuju pemimpin perempuan.
Selain itu, kepemimpinan perempuan juga lebih disetujui kalangan perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Hal ini diungkapkan peneliti senior Lembaga Survei KedaiKOPI, Ashma Nur Afifah pada diskusi publik dengan tajuk “Siapa Ingin Presiden Perempuan?” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, baru baru ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 3-18 Agustus terungkap bahwa masyarakat di pedesaan cenderung lebih terbuka dan menerima sosok perempuan sebagai calon presiden pada masa mendatang.
Survei KedaiKopi dilakukan di 34 provinsi dengan cara tatap muka. Survei itu juga melibatkan 1.197 responden dengan margin eror 2.89 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95.0 persen.
Dengan kategori usia tertinggi pada Generasi Y yakni usia 25 sampai 40 tahun, yaitu sekitar 34,8 persen.
Ashma menjelaskan, pandangan masyarakat desa lebih terbuka dengan presiden perempuan (57,6%) dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan (53,6%).
Selain itu, lebih banyak juga masyarakat desa yang merasa senang jika Puan Maharani maju menjadi presiden (19,1%) dibandingkan masyarakat perkotaan (9,2%).

"Kita lihat masyarakat urban lebih banyak tahu Puan Maharani. Wajar saja karena ekspose media. Tapi kalau ditanya lebih banyak yang disukai, Ibu Puan lebih banyak disukai di daerah rural (pedesaan)," ungkap Ashma.
Dia menambahkan, Puan elektabilitasnya sudah meningkat cukup pesat dan berada di urutan tertinggi keempat.

BACA JUGA:Bupati Peroleh Lencana Melati, Penghargaan Tingkat Nasional Tidak Semua Kepala Daerah Mendapatkannya

Ashma menilai, peningkatan elektabilitas ini terjadi akibat kerja keras Puan yang kerap turun ke bawah untuk safari politik ke desa-desa di berbagai daerah.

Selain itu, Puan Maharani juga dianggap sebagai perwakilan dari kelompok perempuan yang juga merindukan sosok perempuan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.

Analis komunikasi politik, Hendri Satrio mengajak Indonesia untuk dapat belajar dari PDI Perjuangan terkait pemimpin perempuan.

“Untuk pemimpin perempuan saya ajak Indonesia belajar dari PDI Perjuangan.
Megawati dan saat ini Puan Maharani, mampu berada dalam panggung sama sebagai pemimpin dan calon pemimpin Indonesia” ujar Hensat sapaan akrab Hendri Satrio.

BACA JUGA:Jadi Pelanggan Setia Yamaha, Pria Ini Beruntung Dapat Hadiah Fazzio Hybrid-Connected

Hensat menambahkan, PDI Perjuangan harus berani untuk mencalonkan Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden.
“Sebagai pemegang boarding pas Pilpres 2024, Puan harus maju sebagai calon presiden. Iya calon RI 1 bukan cuma Wapres” ungkapnya.

Bagi Hendri, Puan Maharani tidak bisa disamakan dengan tokoh lain. Puan adalah satu-satunya perempuan yang memiliki tiket untuk maju pada Pilpres 2024 tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.
“Dia (Puan Maharani) bisa bebas memilih siapa pun wakilnya. Dan yang perlu diingat, Puan selalu tegak lurus dengan keputusan parpolnya. Dia tahu keputusan siapa calon presiden dari PDI-P hanya bisa diputuskan oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri,” tegas Hendri.

Sebagai parpol pemenang Pemilu 2019, PDI Perjuangan memiliki peluang besar untuk mencalonkan Puan Maharani tanpa perlu berkoalisi dengan parpol lain.

“Kita harus hormati posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu dan pemilik boarding pass itu. Jadi, Puan bila kelak resmi diumumkan PDI Perjuangan untuk maju sebagai kandidat harus jadi Capres, jangan cuma Wapres” tutur Hensat.

BACA JUGA:Yamaha Rangkul Generasi Muda melalui Fazzio Youth Project, Ini Tanggapan Para Pelajar

Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati  juga mengomentari hasil survei tersebut. Ninis--sapaan akrab Khoirunnisa mengatakan, dirinya mengaku senang dengan temuan yang didapat oleh KedaiKOPI.

Bagi Ninis survei ini merupakan pertanda baik bahwa saat ini masyarakat Indonesia mulai membicarakan pemimpin perempuan.
Dia  juga mengingatkan mengenai masalah aksesabilitas perempuan dalam perpolitikan di Indonesia.
“Akses yang dimiliki perempuan dalam hal kepemimpinan nasional masih belum sebesar yang dimiliki oleh kalangan laki-laki. Padahal menurut survei ini perempuan mendapatkan posisi tersendiri bagi mereka yang berada di derah rural, dan di daerah banyak sekali sekolah-sekolah politik bagi perempuan dan aktivis dari kalangan perempuan” ungkapnya.

Dia berharap, partai politik bisa semakin memfasilitasi kaum perempuan untuk maju ke kancah eksekutif.

BACA JUGA:Ciptakan Pupuk Organik Cair dari “Gedebog” Pisang

Kategori :