Penanaman Pohon di Sungai Ciwaringin: Upaya Desa Sepat Atasi Abrasi dan Dampak Perubahan Iklim
Pemdes Sepat bersama Bhabinsa dan pendamping desa Kecamatan Sumberjaya menanam puluhan pohon jenis Ketapang dan mahoni di bantaran sungai Ciwaringin yang merupakan titik abrasi sungai, Jumat 18 Juli 2025.-Ono Cahyono-radarmajalengka
“Minimal, area sejauh 8 meter dari tanggul sungai harus dibiarkan kosong. Tidak boleh ada bangunan di area tersebut karena bisa berdampak buruk, termasuk mempercepat perubahan iklim,” jelas Uju, Senin, 21 Juli 2025.
Ia menambahkan bahwa perubahan iklim berbeda dengan perubahan cuaca. Perubahan cuaca bisa terjadi secara tiba-tiba, sedangkan perubahan iklim berlangsung dalam jangka panjang, namun bisa dicegah melalui langkah-langkah konkret.
“Iklim akan terus berubah seiring waktu, terutama akibat faktor seperti radiasi matahari yang meningkat karena kurangnya penghijauan, serta pelebaran sungai akibat abrasi. Semua ini berdampak langsung pada lingkungan,” paparnya.
Menurut Uju, negara harus hadir ketika masyarakat menjadi korban. Oleh karena itu, kegiatan penanaman pohon harus menjadi kewajiban sebagai langkah preventif dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
BACA JUGA:Wamen ATR/BPN Ossy Dermawan: Strakom Harus Informatif, Edukatif, Partisipatif, dan Transformasional
“Harus ada inisiatif dari desa. Kalau bukan desa yang bergerak, siapa lagi? Pemerintah pusat tidak bisa turun langsung ke semua lokasi,” pungkasnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
