MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM – Keberadaan dapur milik MBG di Desa Nagarakembang, Kecamatan Bantarujeg, menuai keberatan dari sejumlah warga.
Salah satunya disampaikan oleh H. Apet, yang menilai bahwa lokasi dapur MBG berdempetan langsung dengan bangunan konveksi di wilayah tersebut.
Kondisi ini, menurutnya, berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kualitas produksi konveksi akibat polusi dari aktivitas memasak.
“Dapur itu menempel langsung dengan konveksi. Saya khawatir asap dan polusi dari aktivitas masak bisa memengaruhi kualitas produksi konveksi, karena lokasinya hampir satu atap,” ungkap H. Apet, Jumat (5/9/2025).
BACA JUGA:Dua Pria Asal Indramayu Nyaris Dimassa, Diduga Pelaku Curanmor
Menanggapi keluhan tersebut, Ade Rahman selaku perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Nagarakembang membenarkan bahwa pihaknya pernah menerima aspirasi serupa dari warga.
Ia mengaku telah mengomunikasikan persoalan ini kepada kepala desa, dan pihak kuwu pun telah mencoba menjembatani komunikasi dengan pemilik dapur MBG.
“Memang pernah ada keluhan yang masuk. Saya juga sudah menyampaikan hal ini kepada kepala desa. Kuwu sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak MBG. Arahnya, kedua belah pihak diminta duduk bersama untuk mencari solusi agar persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik,” jelas Ade Rahman.
Ia menambahkan, mediasi idealnya melibatkan berbagai unsur, mulai dari perwakilan desa, pemilik MBG, warga terdampak, hingga Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dengan demikian, keputusan yang dihasilkan bisa diterima oleh semua pihak.
BACA JUGA:Ayu Lestari & Ahmad Hidayat Sabet Juara Kejurda Petanque Majalengka 2025
Sementara itu, Ketua BPD Nagarakembang, Ardi, mengaku baru mengetahui adanya dapur MBG yang beroperasi di wilayahnya. Ia menilai, sejak awal tidak ada laporan maupun tembusan resmi kepada BPD terkait pendirian dapur tersebut.
“Kalau di Wangkelang, keberadaan dapur MBG disertai komunikasi dan tembusan ke kuwu. Tapi kalau di Nagarakembang, saya justru baru tahu. Tidak ada konfirmasi ke BPD. Pengaduan pun baru masuk sekarang,” kata Ardi.
Ardi mengaku sempat terkejut, karena informasi yang ia terima sebelumnya hanya berkaitan dengan dapur MBG di Wangkelang. Bahkan, menurutnya, warga Nagarakembang pernah mengirim sekitar 15 orang untuk bekerja di dapur MBG Wangkelang.
“Awalnya saya tahu dapur MBG itu di Wangkelang, dan memang ada 15 warga Nagarakembang yang dikirim bekerja ke sana setelah menjalani pelatihan. Makanya saya kaget ketika tahu ternyata di desa kita juga ada dapur MBG, tapi sebelumnya tidak ada informasi,” ujarnya.