MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2023 di Kabupaten Majalengka kali ini, mulai berdampak pada penurunan debit air di sejumlah wilayah. Bahkan di dua desa yang ada di Kecamatan Bantarujeg kini mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Akibatnya warga di Desa Babakan Sari dan Bantarujeg Kecamatan Bantarujeg terpaksa harus mencari air bersih ke luar desa, termasuk ke sumber mata air Cihieum yang jaraknya mencapai 9 KM lebih dengan menggunakan sepeda motor.
Untuk bisa mendapatkan air bersih bukanlah persoalan mudah, pasalnya warga masyarakat harus berjuang menelusuri jalan berbukit dan kebun serta jalan setapak, dengan kondisi yang sebagian sudah rusak. Begitu sampai di lokasi mata air, warga juga harus bersabar karena mereka tidak bisa langsung mendapatkan air. Pasalnya mereka harus rela mengantre bergiliran dengan warga lainnya yang juga sama membutuhkan air bersih.
Menurut Juhana, warga sekitar menjelaskan. Jika kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar dua pekan terakhir ini, dimana cuaca ekstrim dan kemarau panjang yang melanda menyebabkan penurunan debit air, termasuk mengeringnya sumur sumur milik warga.
BACA JUGA:Gaya Classy Yamaha Rayakan Kemerdekan Indonesia Bersama Komunitas Wanita Girls Day Out
BACA JUGA:Laporan De Corte Tahun 1890, Situs Gunung Padang Diduga Setiap Teras Gundukan Mungkin Kuburan
Sehingga untuk bisa mendapatkan air bersih warga harus rela mencarinya keluar desa termasuk ke sumber air yang jaraknya cukup jauh yakni ke sumur Cihieum.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir, dimana di Kecamatan Bantarujeg terdapat di desa yang mengalami kekeringan cukup parah dan kesulitan mendapatkan air bersih,” jelasnya.
Sementara itu kondisi yang sama juga dirasakan warga Desa Sukawera Kecamatan Ligung, dimana mereka mulai was-was dengan kemarau panjang kali ini. Pasalnya sejumlah sumur warga dan aliran sungai yang ada di desa tersebut sudah mulai menyusut, sehingga warga terancam mengalami kekeringan. Demikian seperti yang diungkapkan Anwar (34) warga sekitar kemarin (22/8).
Dijelaskan Anwar, jika kondisi kemarau seperti ini berlangsung hingga satu pekan kedepan maka sudah bisa dipastikan wilayahnya akan mengalami kekeringan parah. Saat ini sebutnya pasokan air masih ada meski sangat minim, sebab belum semua sumur warga mengalami kekeringan.
BACA JUGA:Bukan Tahun 1914, Keberadaan Situs Gunung Padang Telah Diketahui Tahun 1890
“Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung maka bisa dipastikan Desa Sukawera akan mengalami kekeringan. Saat ini kalau bisa disebut masih berstatus terancam kekeringan,” paparnya.
Kepala BPBD Majalengka Iskandar Hadi P menambahkan, salah satu ancaman bencana saat musim kemarau di Majalengka, selain kebakaran hutan, satu diantaranya adalah kekeringan. Namun ancaman dan potensi kekeringan itu terjadi hanya di beberapa wilayah saja , termasuk di Bantarujeg beberapa desa dan wilayah Utara Majalengka, termasuk Sukawera. (pai)