Sungguh Disayangkan, Gua Jepang Sasaran Aksi Vandalisme

Rabu 02-08-2023,11:00 WIB
Reporter : Baehaqi
Editor : Leni Indarti Hasyim
Sungguh Disayangkan, Gua Jepang Sasaran Aksi Vandalisme

"Karena hal ini akan menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi perusakan fasilitas umum. Masyarakat untuk ikut menghalau tindakan perusakan tersebut. Di harap seiring berjalannya waktu seluruh lapisan masyarakat semakin sadar bahwa tindakan vandalisme merupakan hal yang sangat merugikan,” katanya.

BACA JUGA:Polsek Jatiwangi Gencar Sosialisasi Call Center 110

Sementara itu, Kadisparbud Majalengka Ida Heriyani menyayangkan vandalisme tersebut. Ia meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar bisa menjaga nilai-nilai sejarah di Majalengka.

"Kami sangat menyayangkan ketika ada tindakan-tindakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan aksi vandalisme itu. Kita harus bisa melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan. Minimal kalau belum bisa melakukan itu, tolong jangan sampai melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan," katanya.

Disinggung langkah yang akan dilakukan pemerintah, Ida menegaskan pihaknya akan segera membersihkan coretan-coretan tersebut. Bahkan, ke depan, konsep pengembangan lokasi bersejarah akan dilakukan.

"Jangka pendeknya membersihkan, jangka menengah dan jangka panjangnya kita pikirkan konsep pengembangan ke depannya seperti apa. Kita udah koordinasi dengan beberapa teman, termasuk dengan pecinta sejarah, budaya dan relawan. Saya belum tentukan waktunya, secepatnya (dibersihkan)," katanya.

BACA JUGA:Baznas Bantu Renovasi Musola SD

Dan Gua Jepang adalah saksi bisu peninggalan penjajahan yang masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Gua tersebut berada di Jalan Raya KH Abdul, Kelurahan Tonjong tepatnya di samping Mako Kodim 0617/Majalengka.

Sedangkan gua ini dibangun zaman penjajahan Belanda dan banyak difungsikan pada jaman penjajahan Jepang.
"Bungker ini dibangun jaman Belanda. Dan saat Jepang datang, diambil alih lah. Lalu dinamakan lah Gua Jepang," kata Ketua Gruop Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana (Naro).

Naro mengatakan, pada masa penjajahan Belanda, gua ini sejatinya adalah bunker untuk mengintai warga Majalengka. Namun pada masa penjajahan Jepang, gua ini banyak dialih fungsikan.

"Zaman Belanda bungker ini dijadikan tempat untuk memantau warga Majalengka. Karena dulu ada pergerakan dari warga Panyindangan, Cieurih, Maja yang menyatakan lepas dari pemerintah Kolonial Belanda," jelasnya.

BACA JUGA:PPA Sultan Foundation Gelar Wisuda Pertama

Lalu tahun 1942 Mabes Marsose diduduki Jepang. Oleh tentara Jepang bunker ini digunakan untuk pos pantau, ruang tahanan, penyiksaan dan ruang untuk mengatur strategi. Sehingga sampai sekarang lebih dikenal dengan sebutan Gua Jepang," sambungnya.

Disinggung tahun pembuatan gua tersebut, Naro belum mengetahui secara pasti. Namun kata Naro, gua itu dibangun bersamaan dengan pembangunan markas tentara Belanda, yang kini dijadikan sebagai Mako Kodim 0617/Majalengka.

"Tahun 1923 pemerintah Kolonial Belanda membangun markas besar (Mabes) Marsose Belanda di Tonjong, yang kini menjadi Mako Kodim 0617. Latar belakangnya (dibangun) saat itu, karena di Majalengka sering terjadi pergerakan buruh buruh pabrik di Jatiwangi dan Kadipaten. Adanya wabah penyakit pes, dan pergerakan orang-orang Panyindangan Cieurih Maja yang menyatakan lepas dari pemerintah Kolonial Belanda itu," papar Naro. (bae)

BACA JUGA:Event Pembuka Maxi Yamaha Day 2023, Ratusan Biker Camping di Gunung Picung Bogor

Kategori :