Selain Panasnya bagai Neraka Bocor, Ada 10 Hal yang Perlu Diketahui Ketika Berkunjung ke Majalengka

RADARMAJALENGKA.COM - Ada lagi julukan untuk Kabupaten Majalengka. Salah satu kabupaten di Jawa Barat ini, dalam beberapa hari ini, disebut-sebut menjadi yang terpanas di Indoneisa.

Memang dalam beberapa hari ini, terutama Majalengka Kota, terasa sangat panas seperti biasanya. Apalagi antara pukul 10.00 hingga 15.00, panasnya bak neraka bocor.

Sementara itu berdasarkan laporan suhu maksimum harian di Indonesia yang dirilis melalui akun Instagram resmi (@infobmkg), Kertajati, Majalengka, Jawa Barat adalah kota terpanas di Indonesia. Cacatan suhu tertinggi di daerah ini sekitar 37,4 derajat Celsius.

Selain disebabkan pergerakan matahari, faktor lain juga menjadi pemicu panasnya suhu di Majalengka. Faktor lokal dan lingkungan sekitar juga dinilai turut mempengaruhi kenaikan suhu udara.

BACA JUGA:Ruwet, Daftar Caleg Tetap PAN Kabupaten Cirebon Tidak Transparan

Suhu panas saat musim kemarau panjang, memang  menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, yang berakibat pada bencana kabut asap. Suhu ekstrem juga dapat memperburuk kondisi kronis, seperti penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan serebrovaskular serta kondisi terkait diabetes.

Nah, ketika panas-panas seperti ini dan sedang di Majalengka, sebaiknya mengetahui beberapa hal yang bisa menjadi referensi. Setidaknya ada 10 hal yang perlu diketahui jika sedang di Majalengka. Apa saja?

1. Terasering Sangat Terkenal

Majalengka memang sangat terkenal dengan teraseringnya. Salah satu terasering yang banyak dikunjungi adalah Terasering Sawah Nangklak.

2. Mayoritas Sunda

Kabupaten Majalengka memiliki 26 kecamatan, 13 kelurahan, dan 330 desa. Mayoritas masyarakat yang mendiaminya adalah etnis Sunda, sehingga bahasa sehari-hari yang digunakan pun Bahasa Sunda. 

BACA JUGA:6 Jenis Minyak Zaitun yang Beredar di Pasaran

3. Majane Langka

Pemberian nama Majalengka atau dari mana asal usul Majalengka masih menjadi misteri. Nama Majalengka menurut Legenda adalah ucapan 'Majane Langka” dari pasukan Cirebon serta Pangeran Muhammad dan Siti Armilah ketika tidak menemukan buah Maja setelah Hutan Pohon Maja dihilangkan oleh Nyi Rambut Kasih.

Sumber: