1.000 Pelajar Getarkan SMPN 1 Majalengka, Harmoni Angklung Rayakan Hari Angklung Sedunia

1.000 Pelajar Getarkan SMPN 1 Majalengka, Harmoni Angklung Rayakan Hari Angklung Sedunia

MAIN ANGKLUNG: Sebanyak 1.000 pelajar memainkan komposisi kolosal untuk memperingati Hari Angklung Sedunia, Senin (17/11/2025).-Baehaqi-radarmajalengka

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM  — Getaran ribuan angklung memenuhi halaman SMPN 1 Majalengka ketika 1.000 pelajar memainkan komposisi kolosal untuk memperingati Hari Angklung Sedunia, Senin (17/11/2025).

Begitu instruktur mengangkat tangan, barisan siswa langsung bergerak serempak menghasilkan harmoni yang jernih dan stabil, menggema hingga ke seluruh sudut halaman sekolah.

Deretan siswa tersusun rapi dalam formasi besar, tampak seperti satu tubuh yang bergerak mengikuti ritme yang sama.

Meski tanpa pengeras suara khusus, bunyi bambu yang dimainkan bersama menghadirkan gelombang suara merata. Lapisan nada saling mengisi dan membentuk kesatuan musik yang hidup.

BACA JUGA:Pemkab Majalengka Dukung Inklusi Keuangan Syariah

Aulia, siswi kelas VIII yang berada di barisan tengah, mengaku merasakan pengalaman berbeda saat nada pertama dimainkan.

Rasa gugup yang sempat muncul langsung hilang begitu ia mendengar harmonisasi dari ratusan angklung di sekitarnya.

“Pas bunyinya nyatu, saya langsung lupa tegang. Rasanya bangga lihat teman-teman bisa kompak,” ujarnya.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, hadir menyaksikan langsung pertunjukan kolosal tersebut.

Ia mengapresiasi penampilan para pelajar dan menyebut kegiatan ini sebagai bukti bahwa seni tradisional masih digemari generasi muda.

BACA JUGA:Cara Buat Foto Estetik dengan Menggunakan Prompt Gemini AI dengan Nuansa Golden Hour atau Hujan

“Saya melihat anak-anak tampil dengan percaya diri, dan itu membanggakan. Tradisi kita tetap hidup selama mereka mau belajar dan merawatnya,” kata Eman.

Ia menegaskan, angklung bukan sekadar alat musik, tetapi juga simbol nilai kebersamaan.
Menurutnya, pelajaran penting dari angklung adalah kemampuan menyatu dalam tempo, harmoni, dan kerja sama.
“Tidak ada angklung yang bisa berdiri sendiri. Semuanya butuh tempo yang sama. Nilai itu penting untuk ditanamkan, bukan hanya dalam musik, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Pertunjukan yang menampilkan dua komposisi tersebut mendapat sambutan hangat dari para tamu undangan.
Lagu pembuka dibawakan dengan pola nada dasar yang menonjolkan kekompakan gerak dan bunyi.

Sementara komposisi kedua menghadirkan struktur musikal lebih kompleks melalui perpaduan tiga lapisan nada, menghasilkan suara yang lebih penuh dan kokoh.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: