Suara Anak Didengar, Masa Depan Cerah Indonesia Emas

Suara Anak Didengar, Masa Depan Cerah Indonesia Emas

E Mulya Syamsul--

Hari Anak Nasional tepat pada tanggal 23 Juli, setiap tahun kita peringati, ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah pengingat akan komitmen kita terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak-anak di Indonesia.

 

Lebih dari itu, ia adalah seruan untuk merefleksikan kembali sejauh mana kita telah memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh, berkembang, dan yang paling penting, bersuara. 

 

Sebagai masyarakat yang sayang dan cinta terhadap anak, saya mencoba mengangkat tema "Suara Anak Didengar, Masa Depan Cerah Indonesia Emas," sebuah ikhiar masa depan anak Insonesia, saya mengamati tema ini bukan hanya relevan, tetapi juga mendesak di tengah dinamika sosial dan teknologi yang terus berkembang.

 

Mengapa suara anak begitu krusial? Jutaan anak adalah bagian integral dari populasi kita, dan mereka memiliki hak-hak yang dijamin oleh Agama, norma juga Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk hak untuk berpendapat dan didengar dalam segala hal yang memengaruhi mereka.

 

BACA JUGA:Koperasi Desa Merah Putih Motor Penggerak Ekonomi Kerakyatan

 

Namun, realitasnya seringkali kita menemukan adanya kesenjangan. Anak-anak masih sering dianggap sebagai subjek pasif, yang hanya menerima keputusan tanpa diberikan kesempatan untuk berkontribusi. 

 

Suara mereka terkadang teredam oleh tradisi, keterbatasan akses, atau bahkan kurangnya pemahaman dari orang dewasa. Padahal, mendengarkan anak-anak bukan sekadar kewajiban moral atau hukum, melainkan sebuah investasi strategis bagi bangsa. 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait