Sebelumnya, Streuer juga pernah menyiratkan ekspektasi bahwa Hilgers memang akan “melangkah ke jenjang berikutnya” mengingat kontraknya menipis, narasi yang kemudian berbalik arah ketika transfer urung terjadi.
Sejak saat itu, garis kebijakan klub terlihat jelas. Tanpa tanda tangan baru, tidak ada menit bermain.
Kebijakan ini menguat seiring pergantian pelatih dari Joseph Oosting ke John van den Brom, dengan benang merah yang sama, yaitu prioritas kepastian kontrak sebelum ke lapangan.
Di ruang ganti, pengakuan Van Hoorenbeeck menyorot satu hal, yaitu kebutuhan pelatih akan pasangan bek tengah yang konsisten.
Ia menerima kenyataan jadi opsi cadangan dan memilih jalan peminjaman demi menit bermain reguler.
Cerita ini pada saat yang sama memperlihatkan betapa besar dampak domino negosiasi Hilgers terhadap struktur lini belakang Twente musim ini.
Bagi Hilgers, beberapa bulan ke depan akan menjadi momen yang krusial. Jika tetap tanpa kontrak baru, risiko “beku” sampai Januari terbuka lebar.
Namun jika ada terobosan, baik perpanjangan jangka pendek sebagai jembatan menuju transfer, atau kesepakatan pra-kontrak di bursa dingin, maka drama ini bisa segera berakhir.
Untuk sekarang, Twente telah menegaskan garis tegasnya, sementara pihak pelatih hanya bisa menunggu lampu hijau dari ruang negosiasi.
Drama transfer Mees Hilgers tentunya belum menurunkan tensi. Publik menanti, apakah sang bek akan kembali ke lapangan dalam balutan jersey Twente atau justru menutup bab ini dengan kepindahan pada musim dingin nanti.