"Kenapa saya anggap 'Jangan terlalu Berlebihan'. Karena semua relawan dan simpatisan yang sudah menyukseskan pasangan Hade itu tidak ada yang merasa Pahlawan Tetapi ini sih berlebihan. Mestinya bersikap Wajar lah, jangan sampai mengklaim untuk dirinya mendekati dan ada kepentingan-kepentingan politik terhadap Bupati terpilih saat ini," tegas Iang.
Iang mengungkapkan, selaku tokoh masyarakat, tokoh agama justru berharap pasca pilkada ini jangan sampai ada yg saling klaim untuk yg menang dan jangan sampai saling menghina dan mengolok olok justru mari kita bangun kebersamaan demi terwujud majalengka yg lebih baik lagi. Terlebih H Eman Suherman pun mengatakan bahwa kemenangan di Pilkada Majalengka 2024 ini merupakan kemenangan masyarakat Majalengka.
Seharusnya, kata Iang, Hamzah lebih bersikap bijaksana lagi. Pasalnya banyak simpatisan maupun timses yang sejak awal, dari mulai pencalonan sampai pada suksesnya saat ini tidak ada yang mengklaim berlebihan.
"Oleh karenanya jangan sampai ada klaim sepihak, apalagi istilahnya baru bergabung malah mengatakan merupakan pendongkrak suara. Mohon kiranya untuk lebih bijak lagi dalam bersikap," imbau Iang.
Relawan Loyalis Sahabat H Eman Suherman kecamatan Sumberjaya, Iwan Setiawan Wawang juga menyikapi pernyataan Hamzah Nasyah. Menurut dia, pendongkrak suara, wilayah utara itu kurang tepat.
"Kalau klaim sepihak itu seolah tidak menghargai perasaan orang. Selama ini banyak relawan - relawan yang sudah berjuang dari awal. Pernyataan itu dianggap tidak menghargai perasaan orang lain," imbuh ustadz Wawang, sapaan akrabnya.
Menurut Wawang, relawan itu sejatinya sudah banyak yang berjuang selama dua tahun kebelakangan. Diantaranya ada banyak relawan justru sama sekali tidak pernah mengklaim secara sepihak.
Artinya, mereka (relawan) yang sudah berjuang cukup lama sejak awal ketika ada pernyataan klaim seperti itu jelas menganggap 'pahlawan kesiangan'.