MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM – Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, bersama istri, Erlita Widiasih menghabiskan malam minggu di Pasar Mambo, Jalan Babakan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Sabtu (27/1).
Keduanya berkeliling di sentra kuliner yang dikenal melegenda di wilayah Kabupaten Majalengka.
Apalagi saat berkeliling tiba-tiba keduanya berhenti di kios penjual tutut di Pasar Mambo, dan langsung membelinya.
Bagi Pj Bupati tutut Mambo mempunyai kenangan tersendiri. Bahkan, semasa duduk di bangku SMA, Dedi dan istrinya kerap membeli tutut tersebut.
"Dulu waktu SMA makan tutut berdua di Pasar Mambo ini, jadi bernostalgia juga. Warga Majalengka pun pastinya banyak nostalgia di Pasar Mambo ini, jadi kenapa tidak dihidupkan kembali dengan konsep legenda sejuta nostalgia," ujarnya.
Pj Bupati juga menjelaskan, konsep Mambo Reborn saat ini diusung untuk menghadirkan legenda sentra kuliner di Kabupaten Majalengka yang berdiri sejak dulu.
BACA JUGA:Caleg DPRD kabupaten Majalengka Dapil 3, Eem Soaemah Dorong Pemberdayaan Perempuan dan Petani
Ia bersyukur ribuan warga dari berbagai daerah di Kabupaten Majalengka memadati Pasar Mambo dalam launching Mambo Reborn.
"Alhamdulillah, antusiasme masyarakat juga sangat tinggi menyambut kehadiran Mambo Reborn ini. Ada dari Talaga, Leuwimunding, Dawuan, dan lainnya. Mereka datang untuk bernostalgia di Pasar Mambo yang melegenda sebagai sentra kuliner di Majalengka," ujarnya.
Ia menyampaikan, sebelumnya kawasan Pasar Mambo relatif sepi dari pengunjung. Padahal, tidak sedikit para pedagang yang menjajakan beragam kuliner di kawasan tersebut. Sehingga Mambo Reborn diharapkan dapat membangkitkan kejayaan Pasar Mambo sebagai legenda sentra kuliner di Majalengka.
"Konsep ini mejadi pilot project untuk diadopsi di seluruh kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Sehingga seluruh kecamatan memiliki sentra kuliner masing-masing dan mendorong pengembangan UMKM di tiap wilayahnya," harapnya.
BACA JUGA:Kampanye Akbar di Bandung, Anies Sebut Masyarakat Jawa Barat Konsisten dengan Perubahan
Ia mengakui, selama ini sejumlah komunitas pasar malam pun telah melaksanakan kegiatan serupa di setiap kecamatan meski belum tersentuh pemerintah. Sehingga konsep seperti Mambo Reborn di tiap kecamatan juga sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam mendukung potensi kearifan lokal.
"Nantinya, di setiap titik juga memiliki keunggulan masing-masing, misalnya di Pasar Lama akan mengusung konsep hobi, dan di kecamatan juga kalau diminta hiburan akan dihadirkan mobil layar tancap. Konsep semacam ini juga sebagai bentuk pemerataan ekonomi," katanya. (bae)