Harta Karun Perairan Cirebon, dari Five Dynasty Abad 9, Luwu Ijo hingga Putera Sunan Gunung Jati Terbunuh

Sabtu 19-08-2023,23:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Luwu Ijo diduga bermarkas di sekitar Gebang. Bajak laut ini, kerap mengganggu kapal-kapal yang hendak berlabuh di Cirebon.

BACA JUGA:Ramalan Cucu Kyai Hasyim Asyari Trah Raja Majapahit, Prabowo Subianto Presiden di Usia 73 Tahun

Abad 17, Cirebon memang masuk dalam wilayah perairan yang menjadi jalur lintasan perdagangan internasional.

Luwu Ijo hidup di masa Sunan Gunung Jati. Yang ketika itu adalah pemimpin di wilayah Cirebon.

Kisah perompak Luwu Ijo juga terkait dengan Pangeran Brata Kelana. Calon raja Kesultanan Cirebon yang juga anak Sunan Gunung Jati.

Dari sejumlah sumber yang dihimpun, Pangeran Brata Kelana adalah putera Sunan Gunung Jati dari istri Nyi Mas Rarajati.

BACA JUGA:Intip 2 Foto Lawas Masa Revolusi Kemerdekaan, Militer Belanda ke Majalengka

Pangeran muda ini, dikenal karena prestasinya. Lantas Sunan Gunung Jati menikahkan sang pangeran dengan Ratu Nyawa anak yang merupakan anak Sultan demak ke III Pangeran Tenggana.

Menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Pangeran Brata Kelana meninggal di tengah lautan.

Ketika itu, dalam perjalanan ke Cirebon-Demak atau mungkin juga sebaliknya, di Pantai Gebang dia diadang kapal perompak.

BACA JUGA:Dahulu Asalnya di TNGC, Kini Tinggal di Gua Kelelawar, Mitosnya Bertubuh Ular Berkapala Manusia

Pertarungan sengit pun terjadi. Namun, karena kalah jumlah Pangeran Brata Kelana terbunuh.

Kemudian mayatnya dibuang di lautan. Dan ditemukan di pesisir Pantai Mundu. Kemudian dia dimakamkan di sekitar Desa Mundu Mesigit Kabupaten Cirebon.

Sunan Gunung Jati yang mengetahui anaknya dibunuh perompak lantas murka. Dia menugaskan Ki Gede Bungko untuk menumpas kawanan perompak itu. Hingga akhirnya mereka berhasil ditumpas sampai tak bersisa. (*)

Kategori :