Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah Kota Pangkal Perjuangan, 17 Tahun Karawang Dipimpin Freemason

Minggu 13-08-2023,15:07 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Terdapat keterangan  bahwa ia memiliki jabatan sebagai Bupati  Karawang, lahir di Mangoenredjo tanggal 4  Juli 1881, dan bertempat tinggal di  Purwakarta. Loji De Ster in het Oosten  didirikan tahun 1837 di Batavia (Jakarta)  dan merupakan gabungan dari loji "La  Fidele Sincerite” dan loji “La Vertueuse.”

Rekrutmen yang dilakukan Freemasonry  terhadap R. A. Aria Soeriamihardja  semakin memperkuat pendapat bahwa  organisasi tersebut menjadikan elite  pribumi yaitu Priyayi atau Menak sebagai  target keanggotaan.

Setelah 8 tahun  menjadi regent, R. A. Aria Soeriamihardja  akhirnya tertarik dan memutuskan untuk  menjadi seorang Freemason.

Sebenarnya eksistensi Freemasonry di  Karawang sudah dimulai beberapa tahun  sebelum R. A. Aria Soeriamihardja aktif  dalam Freemasonry, yaitu sejak tahun  1926.

Fakta ini didapatkan dari tulisan Dr.  Dirk De Visser Smits yang membuat  laporan “Meesterconvent Zondag 26  December 1926” yang menyatakan bahwa  diperlukannya lingkaran-lingkaran kecil  perkumpulan Freemasonry di wilayah- wilayah kecil agar tetap bertahan hidup  (Indisch Maçonniek Tijdschrift: Opgericht  Door Ds A. S. Carpentier Alting Orgaan  Prov. Gr. L. Ned.-Indië, 32e Jaargang, 1  October 1926—30 September 1927).

BACA JUGA:Harimau Putih dan Loreng, Duduk Perkara Penjelmaan Prabu Siliwangi dan Sisa-Sisa Prajurit Pajajaran

Dirk  De Visser Smits merupakan seorang  organisatoris yang aktif dalam Pengurus  Besar Provinsial Freemasonry Hindia Belanda yang memiliki orientasi serius pada  kajian historis dalam organisasi Freemasonry sehingga tak pernah berhenti berpikir  untuk mengembangkan dan menyebarluaskan organisasinya.

Ternyata Dirk De Visser Smits selain  seorang Freemason, juga menjadi ahli dan  guru dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dan  telah mengumpulkan 800 buah resep dari  Jawa, Madura dan Bali. 

Laporan yang disampaikan Dirk De  Visser Smits tentang perlunya lingkaran-lingkaran kecil perkumpulan Freemasonry  kemudian ditindaklanjuti, salah satunya  dilakukan di wilayah Karawang.

BACA JUGA:Majalengka Dilalui Ancaman Besar Sesar Ini, Bentangannya Sepanjang 100 Kilometer, Pernah Guncang Batavia

Diadakan lah pertemuan antar Freemason di wilayah- wilayah kecil dimana untuk wilayah kara- wang terdapat pertemuan antara Maurer  dengan Willem Specht Grijp di Tjikompaj  (Cikampek).

Pertemuan tersebut ditujuka  agar para Freemason di daerah Karawang  dapat berkumpul secara rutin dan teratur.

Oleh karena itu, maka sejak 1926 untuk  wilayah Karawang dibentuk “Kring” (untuk menyatakan cakupan wilayah otoritas  yang lebih rendah dari loji) dengan nama  “De Krawangsche Kring” atau disebut pula  “Vrijmetselaarkring Krawang.” (Indisch  Maçonniek Tijdschrift: Opgericht Door Ds  A. S. Carpentier Alting Orgaan Prov. Gr. L.  Ned.-Indië, 32e Jaargang, 1 October  1933—1934).

Aktifitas Freeemasonry berakhir di Karawang bersamaan dengan pendudukan Jepang tahun 1942 yang melarangnya karena dinilai sebagai organisasi pro-Belanda dan sekutu. Penelitian tentang Freemasonary di Karawang memberikan referensi mengenai perkembangan organisasi yang aktif pada masyarakat Hindia Belanda khususnya di wilayah Karawang. (*)

Kategori :