
Asisten profesor kesehatan lingkungan di Rollins School of Public Health Emory, Noah Scovronick dan penulis studi ini mengatakan, laporan terkait meningkatnya kasus gigitan ular saat cuaca panas sebaiknya dipahami sebagai edukasi.
Terutama terkait edukasi agar lebih memahami perilaku ular dan habitatnya agar terhindar dari risiko gigitan ular.
Bahkan, tidak hanya untuk negara bagian tersebut. Studi ini juga diharapkan dapat mendorong penelitian di seluruh dunia.
Sebab, sedikitnya puluhan orang meninggal akibat gigitan ular setiap tahunnya di seluruh dunia.
Akan tetapi, hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana faktor lingkungan berkontribusi pada pola dan frekuensi gigitan ular. (*)