Syifa Keluar Pesantren Jadi Korban Ilmu Raga Sukma, Kang Ujang Bustomi Lawan Eyang Jenglot

Minggu 06-08-2023,20:11 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Pengakuan eyang Jenglot, ilmu yang ia dapatkan dari wangsit saat bertapa dari ujung kulon hingga ujung timur.

"S uatu malam saya punya wangsit. Kalau kamu ingin ilmunya sakti, kamu harus banyak perempuannya. Jika saya tidak lakukan itu, saya death (mati)," kata eyang Jenglot .

BACA JUGA:127 Tembakan, Berburu Unggas Liar di Kadipaten

Untuk diketahui, raga sukma dalam sistem keyakinan, digambarkan sebagai sebuah kondisi terpisahnya antara tubuh fisik dan sukma/roh manusia, tapi tidak seperti orang mati.

Di mana tubuh fisik dalam kondisi tertidur. Proses meraga sukma bersifat sementara. Dalam kurun waktu tertentu. Dan sukma/roh pelaku dapat kembali ke tubuh fisiknya ketika sudah dianggap selesai.

Keluarnya roh/sukma dari tubuh dilakukan untuk kepentingan tertentu, seperti di antaranya memasuki dimensi alam gaib tadi.

BACA JUGA:Temuan Lokasi Kerajaan Sindangkasih di Cigasong, Cek Lokasinya

Memasuki dimensi bangsa jin, siluman, alam barzah (alam manusia yang sudah meninggal), atau ke tempat tertentu di dimensi dunia.

Keilmuan meraga sukma banyak digunakan oleh pelaku untuk melakukan semacam perjalanan spiritual.

Ada banyak istilah yang digunakan untuk fenomena tersebut. Seperti; ragasukma, ngrogo sukmo, dan rogo sukmo. Secara global meraga sukma dikenal dengan sebutan astral projection (proyeksi astral).

BACA JUGA:Pantas Saja Nekat Nyuri, Terungkap Manfaat Tali Pocong

Di Indonesia, meraga sukma banyak berkembang dalam keilmuan spiritual Jawa kuno, malah menjadi semacam tradisi yang diisebut kejawen.

Biasanya, untuk mencapai kemampuan meraga sukma, pelaku melakukan semacam ritual khusus, salah satunya latihan meditasi.

Dalam tradisi kejawen, meraga sukma bertujuan untuk menjumpai sedulur papat (saudar empat) dan kelima pancer.

Sedulur papat kelima pancer ini, disebut sebagai entitas yang hidup di dimensi astral. Eksistensinya, muncul berbarengan dengan lahirnya manusia. Menjadi bagian dari kehidupan yang berfungsi sebagai roh pembimbing/penjaga. Bahkan jika terkoneksi dengan baik dengan kemampuan khusus, bisa diajak komunikasi. 

BACA JUGA:Apakah Kerajaan Majapahit Ada Hubungan dengan Nama Majalengka? 

Kategori :