Operasi militer khusus Rusia ke Ukraina memicu peningkatan serangan siber di kedua negara. Catatan dari CyberPeace Institute menunjukkan, serangan yang diterima Ukraina lebih banyak ketimbang Rusia.
Total serangan yang diterima Ukraina mencapai 280 serangan sepanjang Januari 2022-Februari 2023. Di periode yang sama, Rusia tercatat menerima 183 serangan.
Dalam laporan yang lebih lengkap, CyberPeace Institute menjelaskan bahwa serangan yang diterima Ukraina berupa DDoS, malware, phishing, hack and leak, wiper, ransomware, serta serangan yang tidak diketahui.
Serangan yang diluncurkan ke Ukraina tertangkap beberapa nama, seperti Anonymous Russia, Russian Hackers Team, Clowns, NoName057(16), People's CyberArmy, XakNet, dan masih banyak lagi.
Ancaman didominasi disrupsi. Namun, ada serangan lain seperti pembocoran data sebanyak dua insiden.
Adapun sektor yang paling banyak terkena serangan siber di Ukraina adalah lembaga keuangan (13 serangan), administrasi publik (11), transportasi (9), ICT (6), perdagangan (5), media (4), dan sektor lainnya.
Untuk Rusia, CyberPeace Institute menjelaskan bahwa serangan yang diterima pada kuartal IV di negara tersebut berdampak terhadap 11 sektor publik. Namun di masa itu, insiden sudah turun sebesar 45,8% dibandingkan kuartal sebelumnya. (*)