
MAJALENGKA - Pada momentum Hari Batik Nasional, sejumlah siswa SMAN 2 Majalengka (Smandaka) memilih untuk belajar membatik di Setra Batik Miranti Blok Gempungan Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Sabtu (2/10).
Penuturan siswa kelas XII Smandaka, Tera Shauma, dirinya bersama beberapa temannya kelas XII dan kelas XI belajar membatik di Miranti untuk kali pertama.
“Biasanya di sekolah hanya membuat pola batiknya saja, tapi untuk kali pertama ini kami langsung mempraktikkan membatik. Ternyata cukup sulit, karena baru pertama memegang canting. Tapi kalau sudah terbiasa kami yakin bisa. Kami suka dengan baju batik dan ingin melestarikan budaya batik,” ujar Tera diiyakan siswa lainnya, Ade Ira.
Ade Ira menambahkan, dirinya ingin ikut melestarikan nilai nilai budaya warisan leluhur tanah air dan berharap batik bisa lebih berkembang dan maju hingga mancanegara.
“Kami senang belajar membatik dan ingin ikut melestarikan budaya batik,” ujar Ade Ira diiyakan siswa Smandaka asal Kelurahan Cigasong, Ariel Nugraha.
Sementara itu, Owner Batik Miranti, Hj Ratna Dewiyani, SPd menyebutkan, sejak tahun 2015 dirinya mengembangkan usaha batik Majalengka.
“Alhamdulilah meskipun ada pandemi Covid-19, usaha Batik Miranti tidak terlalu terpengaruh dan setiap hari tetap produksi menyelesaikan orderan konsumen,” kata Ratna.
Dia bersyukur omzetnya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Wanita berjilbab 52 tahun ini memilih mengembangkan usaha batik Majalengka, karena panggilan nurani ingin melestarikan budaya bangsa.
Dia terus mengenalkan dan mengembangkan Batik Miranti bekerja sama dengan Dinas Pendidikan seperti pelatihan dan pengenalan cara membatik kepada siswa dari jenjang TK hingga SMA/ SMK.
Motif batik yang dikembangkan berdasarkan unggulan di 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka, seperti Jatiwangi motif genting dan wuwung, Kecamatan Argapura motif kopi. Adapun 3 motif unggulan Batik Miranti yakni motif angin yang biasa digunakan para calon jamaah haji setiap tahun.
“Sudah 5 tahun terakhir ini calon jamaah haji mengenakan batik motif angin dari Batik Miranti sebagai identitas dan kebanggaan warga Kabupaten Majalengka,” ujarnya.
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar, pihaknya juga memperkerjakan ibu-ibu, terutama yang single parent dan anak putus sekolah, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan.
“Kami akan terus mengembangkan batik Majalengka dan menjadikan kawasan Gempungan Kelurahan Majalengka Kulon ini menjadi sentra batik. Sedangkan galeri pemasaran di seberang Kantor Samsat Jalan KH Abdul Halim Majalengka,” jelasnya. (ara/opl/radarmajalengka)
Baca juga:
- Diversifikasi Produk Batik Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional
- Pelatihan Membatik Cetak Wirausaha Muda