DPRD dan APPSI Bahas Revitalisasi Pasar Tradisional
Bersama Komisi II DPRD, APPSI Majalengka bahas revitalisasi pasar tradisional.-Baehaqi-radarmajalengka
“Kami berharap DPRD bisa mencarikan solusi pendanaan agar revitalisasi pasar bisa segera dilakukan. Jangan sampai beban biaya justru dilimpahkan kepada pedagang. Saat ini, kondisi transaksi di pasar rakyat benar-benar berat. Banyak kios dan lapak dengan atap bocor, dinding lapuk, dan lantai rusak parah. Sudah lebih dari tiga tahun kondisinya begini tanpa perbaikan berarti,” tutur Akbar.
Ia juga menyoroti persoalan menjamurnya PKL di sekitar pasar resmi yang memperburuk kondisi. “Kami tidak melarang orang mencari rezeki, tapi harus ada aturan yang jelas. Kalau semua dibiarkan berjualan sembarangan, pasar resmi jadi sepi. Pedagang yang sudah membayar sewa malah semakin tertekan,” keluhnya.
Akbar menegaskan, APPSI tidak hanya menuntut, tetapi juga siap bersinergi dengan DPRD maupun pemerintah daerah dalam mencari solusi pendanaan. “Apakah nantinya lewat APBD, APBN, atau investasi pihak ketiga, kami harap jangan sampai rakyat kecil jadi korban. Revitalisasi pasar ini penting karena pasar rakyat adalah denyut nadi ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan, kondisi Pasar Cigasong memang paling mendesak untuk segera direvitalisasi. Banyak kios mengalami kerusakan, atap bocor, dan fasilitas umum tidak berfungsi. Pasar Talaga mengalami masalah serius pada sistem drainase yang menyebabkan banjir setiap kali hujan turun, sementara Pasar Kadipaten semakin kumuh akibat penataan yang tidak tertib.
Revitalisasi pasar tradisional di Majalengka telah beberapa kali diwacanakan, namun hingga kini belum terealisasi. Para pedagang berharap audiensi kali ini menjadi awal dari kebijakan nyata yang berpihak kepada mereka.
“Pasar rakyat jangan sampai mati. Kalau pasar mati, ekonomi rakyat juga lumpuh. Kami minta segera ada aksi, bukan hanya janji,” pungkas Akbar. (bae)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
