MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Majalengka menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah daerah (Pemda) untuk menekan angka stunting.
Komitmen tersebut disampaikan dalam kegiatan Penyampaian Pemetaan dan Analisa Situasi Program Stunting Tahun 2025 yang digelar di Gedung Yudha Pendopo, Selasa (25/11/2025).
Ketua Baznas Majalengka, H. Agus Asri Sabana, menyebut pertemuan ini sebagai momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antarlembaga dalam pengentasan stunting di Kabupaten Majalengka.
“Pertemuan ini menjadi ruang strategis untuk memetakan kondisi riil stunting sekaligus merumuskan langkah-langkah terukur demi menekan angka kenaikannya,” ujarnya.
BACA JUGA:Alhamdulillah! Akhirnya 3.492 PPPK Paruh Waktu Resmi Diangkat
Agus menjelaskan, Pemkab Majalengka kini tengah fokus mewujudkan zero stunting melalui langkah konkret di berbagai sektor.
Menurutnya, yang perlu ditingkatkan bukan angka stunting, melainkan angka penurunannya.
“Pemerintah daerah menegaskan bahwa yang harus meningkat bukan angka stunting, tetapi angka penurunannya. Ini merupakan bentuk komitmen dalam membangun generasi Majalengka yang sehat dan berkualitas,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa Baznas Majalengka siap berperan aktif lewat program pemberdayaan dan bantuan yang mendukung peningkatan gizi masyarakat serta penguatan keluarga.
“Baznas Kabupaten Majalengka berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah dalam mengentaskan stunting melalui sinergi dan kolaborasi yang terus diperkuat,” tegas Agus.
BACA JUGA:Anwarudin STrIP Putra Majalengka Jadi Duta Korpri Kemendagri
Mantan Ketua Bawaslu Majalengka itu juga menyampaikan bahwa ke depan, pemerintah daerah bersama lintas sektor telah menjadwalkan kunjungan ke seluruh kecamatan untuk memantau kondisi lapangan, memperkuat koordinasi, dan memastikan percepatan penurunan stunting berjalan efektif.
“Mari bersama wujudkan Majalengka bebas stunting,” katanya.
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Majalengka, Dena Muhamad Ramdhan, jajaran perangkat daerah, lembaga kesehatan, PKK, KUA, puskesmas, serta para kepala desa.
Kehadiran lintas sektor ini menjadi bagian dari langkah awal pemetaan dan penyelarasan strategi percepatan penurunan stunting. (ono)