Jabar Targetkan Prevalensi Stunting Turun Jadi 4 Persen, Kematian Ibu dan Bayi Juga Diturunkan

Rabu 11-06-2025,06:45 WIB
Reporter : Baehaqi
Jabar Targetkan Prevalensi Stunting Turun Jadi 4 Persen, Kematian Ibu dan Bayi Juga Diturunkan

RADARMAJALENGKA.COM— Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 5 persen, bahkan optimis bisa mencapai 4 persen. Selain itu, angka kematian ibu dan bayi juga ditargetkan turun drastis hingga menyisakan 4 persen saja dari angka saat ini.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan target tersebut dalam acara Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi di RSUP Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Selasa (10/6/2025).

BACA JUGA:Karang Taruna Kecamatan Palasah Gelar Temu Karya 2025, Dukungan Mengalir untuk Kang Bayu Sebagai Ketua Baru

BACA JUGA:Kembangkan Potensi Desa, Kelompok Wanita Tani Ini Terus Berinovasi Berkat Pemberdayaan BRI

Target ambisius ini diusung sebagai respon atas tantangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar Jawa Barat mampu menekan prevalensi stunting dan angka kematian ibu dan bayi hingga di bawah 10 persen.

“Sekarang, Jawa Barat masih menyumbang 17 persen dari total angka kematian ibu secara nasional, dari sekitar 4.700 kasus per tahun. Sementara angka kematian bayi secara nasional mencapai 34 ribu kasus per tahun. Kita ingin menurunkan semuanya ke angka 4 persen,” tegas Dedi Mulyadi.

Untuk mencapai target tersebut, Pemprov Jabar akan memberikan insentif kepada bidan desa yang berhasil menciptakan nol kematian bayi dan nol kasus stunting. Selain itu, kepala desa dan ketua PKK yang berkontribusi juga akan mendapatkan penghargaan.

BACA JUGA:Majalengka Kumpulkan Dana Infaq Rp2 Miliar di Hari Jadi ke-536, GEMA INSAN Jadi Gerakan Sosial Unggulan

“Kepala desanya nanti kita kasih bonus, ketua PKK-nya bergerak. Ini akan menjadi prioritas kita tahun ini agar anak-anak Jabar sehat, mulai dari balita hingga remaja. Bahkan orang tuanya juga harus sehat,” ujarnya.

Dedi menegaskan bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia harus dimulai dari kondisi sehat, atau cageur dalam bahasa Sunda. “Kalau sehat pikirannya, sehat hatinya, nanti bisa bageur, pinter, singer,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Dedi juga mengapresiasi dukungan Kementerian Kesehatan terhadap program kesehatan di Jawa Barat, termasuk bantuan pembiayaan operasi pemisahan bayi kembar siam di RSHS tanpa biaya.

“Ini kebahagiaan bagi masyarakat Jabar. Kalau ada warga yang mengalami kasus serupa, saya sudah umumkan nomor daruratnya di media sosial pribadi saya,” ujarnya.

BACA JUGA:Fawwaz Fathurahman, Hafidz Muda Asal Majalengka Diterima Jalur Prestasi di Unimus dan UII

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku bangga atas langkah cepat Pemprov Jabar dalam menangani persoalan kesehatan, terutama dalam hal keterbukaan dan keberanian menargetkan angka penurunan secara signifikan.

“Jawa Barat ini penduduknya paling banyak, tentu kehamilan dan angka kematian ibu serta bayi juga tinggi. Tapi tidak banyak daerah yang terbuka dan langsung bertindak seperti ini,” kata Budi.

Kategori :