“Semua menu telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Contoh menu makanan PMT antara lain rice bowl, ikan, kentang, puding srikaya, telur, dan lain sebagainya,” tambah Widya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Umar Dani SP MP menambahkan bahwa kolaborasi antara TPPS Desa Koreak dan mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka (Unma) menunjukkan hasil yang signifikan.
“Hal ini didukung oleh adanya tenaga ahli dan pelatihan untuk ibu-ibu. Berbeda dengan saat memasak sendiri, ibu-ibu belajar tentang takaran dan teknik yang tepat. Kami memberikan penyuluhan yang mudah dipahami oleh ibu-ibu,” tambah Umar.
Umar mengatakan bahwa program kerja utama ini sesuai dengan program pemerintah untuk menekan angka stunting.
BACA JUGA:Djajang Nurjaman Optimis, Karna - Koko Bisa Bawa Majalengka Lebih Baik Lagi
Mahasiswa juga membantu meringankan pekerjaan ibu-ibu dalam penyediaan PMT dan penyelesaian kasus stunting.
Ketua TPPS, Elis Sulistiana, menyebutkan bahwa hasil kegiatan PMT dari kolaborasi ini menunjukkan hasil yang signifikan.
Dari 22 anak yang mengalami stunting, 17 mengalami kenaikan berat badan, 4 anak berat badannya tetap, dan 1 anak mengalami penurunan berat badan.
"Dari segi efisiensi waktu, berkolaborasi dengan mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka (Unma) membuat proses lebih cepat.
Misalnya, pembuatan PMT yang biasanya memakan waktu 3 jam, kini hanya memerlukan 1 jam,” ungkap Elis.
Elis mengaku bahwa mahasiswa KKN-T Unma mampu berbaur dengan masyarakat dan perangkat desa dengan baik.
BACA JUGA:Menteri AHY Gunakan Baju Adat Daerah Sulawesi Selatan
Selama proses kegiatan, tidak ada kendala berarti. Misalnya, dalam pembuatan PMT, mereka memberikan contoh cara merebus puluhan telur tanpa pecah dengan hasil yang bagus.
“Anak-anak dan balita kini lebih menyukai PMT yang sebelumnya tidak mereka sukai. Dengan kebiasaan baru ini, anak-anak mulai mau makan,” beber Elis.
Elis menilai bahwa tingkat keberhasilan program KKN-T Unma ini cukup bagus, dengan ibu-ibu di desa merasa lebih percaya diri dalam menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka.
“Mudah-mudahan, program ini bisa menjadi contoh bagi desa lain dalam menekan angka stunting,” harap Elis.
Dalam peninjauan program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) Desa Koreak, tingkat keberhasilannya mencapai 95 persen dari segi penyajian, masakan, dan kekompakan.
BACA JUGA:Paskibraka Sukses Kibarkan Sang Merah Putih
“Selama pembuatan PMT, kami membuat jadwal bergilir dengan pembagian piket Dashat. Anggota ibu-ibu yang bertugas tidak pernah ada yang izin, sehingga keberhasilannya mencapai 97 persen dari semua aspek selama proses pembuatan PMT,” kata Elis. (ono)