"Selain itu mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan memperbaiki kualitas hasil pertanian mereka," imbuh Azkal.
Azkal menambahkan, dalam tahapan kegiatan tersebut dilaksanakan penyemaian biji sayuran yang merupakan tahap awal kegiatan tersebut.
Di mana mahasiswa dan masyarakat desa bersama-sama memilih biji unggul yang cocok untuk kondisi iklim di Desa Cikeleng. Proses penyemaian ini penting untuk memastikan bahwa bibit yang akan ditanam memiliki kualitas yang baik dan dapat tumbuh optimal.
Yang kedua, lanjut Azkal, memindahkan tanaman benih sayuran ke polybag. Artinya, setelah biji berhasil disemai dan tumbuh menjadi bibit, tahap selanjutnya adalah memindahkan benih tersebut ke dalam polybag.
"Polybag dipilih sebagai media tanam karena fleksibilitasnya dan kemampuannya menjaga kelembapan tanah. Pada tahap ini, mahasiswa memberikan pelatihan praktis mengenai cara memindahkan bibit dengan benar agar akar tidak rusak dan tanaman dapat tumbuh dengan baik," ulas Azkal.
Yang ketiga, kata Azkal, praktik bersama masyarakat Desa Cikeleng. Setelah memahami teknik penyemaian dan pindah tanam, masyarakat Desa Cikeleng diajak untuk mempraktikkan secara langsung proses ini di lahan mereka masing-masing.
Kegiatan ini bukan hanya sebagai bentuk pelatihan, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ketahanan pangan.
"Mahasiswa berperan sebagai fasilitator dan pendamping, memastikan bahwa setiap peserta mampu melakukan penyemaian dan pindah tanam dengan benar," tandas Azkal.