Meskipun bangunan Kantor Pos Besar dalam bentuknya yang sekarang ini dibuat pada 1906, namun kantor pos di Cirebon telah berdiri antara tahun 1810 dan 1832.
Bersamaan dengan periode pembuatan kantor-kantor pos di Anyer, Serang, Batavia, Bogor, Cianjur, Indramayu, Tegal, Pekalongan, Semarang, Jepara, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Pasuruan.
Bangunan Kantor Pos Besar Cirebon ini memiliki lahan seluas 5550 m2 dengan luas bangunan sekira 885 m2 ini dalam sejarahnya setiap sudut ruang menyimpan kisah kelam perjalanan anak bangsa.
"Menurut informasi orang-orang terdahulu ada lokasi diduga tempat penyiksaan tahanan Belanda," ungkap petugas satpam yang mendampingi penelusuran sejarah bangunan Kantor Pos Besar Cirebon sambil menunjukkan ruang yang diduga tempat penyiksaan.
BACA JUGA:Capres Nomor Urut 2 Berjaya di Lapas
Jan Breman dalam buku Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa tahun 2014, proyek besar pada masa awal Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels tahun 1808-1811.
Yang mempelopori pembukaan jalur sepanjang 1.000 kilometer di pesisir utara Jawa dari Anyer sampai Panarukan menelan belasan ribu korban jiwa dari orang-orang bumiputra yang dijadikan pekerja paksa.
Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels mengungkapkan peristiwa genosida kemanusiaan paling mengerikan di balik pembangunan Jalan Raya Pos atau yang lebih dikenal dengan Jalan Daendels.
Jalan yang membentang 1000 kilometer sepanjang utara pulau Jawa, dari Anyer hingga Panarukan. Inilah satu dari beberapa kisah tragedi kerjapaksa terbesar sepanjang sejarah di Tanah Hindia.
BACA JUGA:UNIK! TPS Replika Candi ala Kerajaan
Sementara, sumber lain tulisan Rudy Badil, yang pernah dimuat di Majalah Intisari Oktober 2008. Jalan raya de grote postweg atau Jln. Raya Pos ini dibuat demi kelancaran arus tapak kuda, kaki kerbau, sapi penghela roda kereta, cikar pedati, dan angkutan benda pos mulai surat hingga jasa pengiriman lainnya.
Namun pembuatan jalan ini sebenarnya bukan orisinil ide Daendels. Jauh hari sebelumnya, aktivitas pengiriman benda "pos darat" sudah ada di masa pemerintahan Gubjen Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1746).
Lebih dari 50 tahun sebelum Daendels meneruskan pembangunan jalan pos darat Anyer- Panarukan, Baron van Imhoff pendiri Istana Buitenzorg (Bogor), sudah menyelenggarakan jasa pengiriman pos, baik via angkatan kapal layar laut dari Belanda vice-versa, kiriman pos laut antarpulau di Hindia Belanda, maupun kiriman pos darat antar-beberapa kota besar di Jawa.
VOC pun punya karyawan dinas pos dengan sebutan postmeester yang dibantu dua orang kerani atau klerk yang disumpah. Maklum, dinas pos "taoen doea" itu khusus mengangkut dan mengirimkan dokumen penting negara, termasuk uang kontan gaji karyawan.
BACA JUGA:Wow! Prabowo Unggul di TPS Pj Bupati
Sebuah dokumen menuturkan peristiwa 15 Maret 1789, tentang adanya hadiah 500 ringgit atau rijksdalder, thaler atau dollar, bagi siapa saja yang mampu menangkap pembunuh karyawan pos di Cirebon.