BACA JUGA:Benarkah Kepemimpinan di Indonesia Erat dengan Kekuatan Mistis?
Golongan muda kala itu memang dikenal sebagai pihak yang paling ngotot melakukan proklamasi sesegera mungkin tanpa menunggu aba-aba dari Jepang.
Sementara golongan tua justru sebaliknya, terkesan begitu berhati hati dan serba menunggu Jepang.
Walaupun dianggap cukup intelek dan berpengaruh di antara golongan muda lainnya, Sutan Sjahrir merasa dirinya sendiri tidak pantas untuk membacakan naskah sakral pernyataan kemerdekaan itu.
Menurutnya, secara figur, ia tidak begitu dikenal masyarakat. Walaupun pergerakan di "bawah tanah" terhadap penjajahan Jepang terbilang sangat berpengaruh besar.
Di buku itu juga ditulis jika Sjahrir juga enggan menunjuk Soekarno maupun Hatta kala itu. Bukan tanpa sebab, Soekarno dan Hatta dianggap "kolaborator Jepang". Hal itu dikarenakan sikap mereka yang terkesan lambat dan benar benar patuh kepada keinginan Jepang.
Sebut saja Soekarno, tokoh tua yang sangat terkenal itu. Ia terlihat bergerak hanya jika disetujui Jepang.
BACA JUGA:Ramalan Eyang Haji Aji Putih, Jatigede Jadi Sahara, Ujungjaya Berubah Nagara
Lambatnya para golongan tua ini jugalah yg membuat golongan muda geram. Golongan muda merasa Indonesia belum sempurna seutuhnya jika masih bergantung dengan Jepang.
Maka dari itu, Sutan Sjahrir merasa ada nama yang paling tepat untuk melaksanakan tugas sakral, membacakan teks proklamasi ini.
Seseorang yang enggan tunduk kepada kolonial, imperial, dan penjajahan apapun. Hingga sosok tersebut menjadi buronan Belanda dan Jepang pada saat itu.
BACA JUGA:Lanjutkan Program Kawasan Rebana, Dukung Eddy Soeparno Cagub Jabar 2024
Ia adalah seseorang yang mempunyai cita-cita sama dengan para golongan muda. Untuk menjadikan Indonesia negara merdeka secara utuh atas perjuangan bangsa sendiri.
Dan nama satu orang yang ada di pikiran Sutan Sjahrir saat itu adalah Sutan Ibrahim Datuk "Tan Malaka".
Namun masalahnya, Tan Malaka adalah seorang "siluman". Kehidupannya yang terus berpindah-pindah serta bersembunyi dari kejaran orang orang yang ingin menangkapnya.