Sekumpulan Candi Tergenang Air Telaga, 8 Bangunan Keagamaan Tertua di Jawa, Siapa Kiai Kolodete Penguasa Dieng

Minggu 13-08-2023,19:19 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Candi-candi itu bernama tokoh-tokoh dalam agama Hindu yang kental dengan nuansa nama pewayangan.

Beberapa nama candi di Dataran Tinggi Dieng antara lain Arjuna, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, dan Candi Semar. Terdapat juga nama Candi Setiyaki dan Candi Gatotkaca serta Candi Bima, termasuk Candi Dwarawati.

BACA JUGA:Ternyata Jalan Ini Nama Aktivis Freemason di Cirebon, Kok Bisa?

Candi Arjuna merupakan destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi saat liburan ke dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.

Kompleks Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Sejarah candi bercorak Hindu aliran Syiwa ini masih menyimpan misteri, termasuk asal-usul maupun pendirinya. Candi Dieng disebut-sebut sebagai bangunan keagamaan tertua di Jawa.

Dikutip dari situs resmi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, para ahli memperkirakan Candi Dieng dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya meskipun hingga kini belum ditemukan informasi tertulis mengenai asal-usul kompleks candi ini. Di kawasan Dieng pernah ditemukan prasasti bertuliskan huruf Jawa kuno yang menunjukkan tahun 808 M dan sampai saat ini menjadi prasasti tertua dengan tulisan Jawa kuno yang diketahui. Arca yang ditemukan di kawasan Dieng tersebut kini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

BACA JUGA:Petapa Dieng Ini Konon Tidak Pernah BAB, Tak Jauh Dari Candi Hindu-Syiwa Mbah Fanani Tetap Misterius

Dalam buku The Indianized States of Southeast Asia (1968) suntingan George Coedès dan Walter F. Vella disebutkan bahwa bangunan-bangunan keagamaan yang ada di pegunungan Dieng tersebut berasal dari Kerajaan Kalingga (594-782 M). Kompleks Candi Dieng terdiri dari 8 bangunan.

Para ahli memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui dua tahap. Tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8. Pembangunan berlanjut pada tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M.

Kompleks candi ini ditemukan kembali pada 1814 oleh seorang tentara Inggris yang kala itu sedang berwisata ke kawasan Dieng. Saat itu, ia melihat ada sekumpulan candi yang tergenang air telaga.

BACA JUGA:Fenomena Suara Misterius di Bumi Sumenep, Dahulu Abad Ke- 5 Masehi Disebut 'Kemarahan Tuhan'

Pengeringan air telaga baru dilakukan pada 1856 yang dipimpin oleh Isidore van Kinsbergen. Upaya pembersihan dilanjutkan pemerintah Hindia Belanda hingga tahun 1864, dengan Van Kinsbergen sebagai pencatat dan pengambil gambar.

Kompleks Candi Dieng terbagi menjadi 3 kelompok gugusan candi-candi dan dengan satu candi yang berdiri sendiri. Candi-Candi tersebut dinamakan dengan mengadopsi nama-nama dari tokoh atau istilah dalam epos Mahabarata.

Tiga kelompok candi tersebut adalah kelompok Arjuna, kelompok Gatotkaca, dan kelompok Dwarawati, dan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima.

BACA JUGA:Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah di Kota Wali, 7 Tahun Cirebon Dipimpin Seorang Freemason

Penemuan beberapa situs bersejarah di dataran tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, menguatkan indikasi awal bahwa candi-candi Hindu di kawasan itu merupakan pusat ritual keagamaan, dan  peninggalan kompleks candi tertua di Jawa.

Kategori :