Jaringan Kontroversial Ini Pernah Merambah di Kota Wali, 7 Tahun Cirebon Dipimpin Seorang Freemason

Minggu 13-08-2023,14:33 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Sebagaimana persaudaraan, Raden Mas Adipati Ariodinoto juga membangun jaringan dengan pemimpin daerah, regent hingga elit bangsawan lainnya yang juga terlibat aktif dalam Freemasonry.

Sebut saja bangsawan lainnya, yaitu Raden Toemenggoeng Ario Tjondro Negoro (Regent Sidoarjo), Raden Soerio (opsir irigasi di Pemalang), Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Joedo (Regent Ponorogo), dan Raden Mas Adipati Ario Tjokro Adi Koesoemo (Regent Temanggung).

Ketertarikan dan bergabungnya sejumlah priyayi di Jawa ke dalam Freemasonry tidak terlepas dari propaganda R.M.A.A. Poerbo Adiningrat yang membentuk sebuah komisi bernama Voorloopig Programma der Commissie voor het propageeren der Maconnieke idéé in de Inlandsche Maatschappij.

BACA JUGA:Tingginya 503 Meter di Tengah Kota, Konon Dahulu Orang Mendekat akan Meninggal, Ada 4 Petilasan

Jaringan sejenis ini tentunya menggiurkan bagi sejumlah elit bangsawan pribumi. Tak ayal, hampir di seluruh wilayah di Jawa, sejumlah bangsawan dan priyayi pribumi terlibat aktif dalam keberlangsungan Freemasonry. 

Keterlibatan elit bangsawan terhadap Freemasonry masih menjadi teka-teki besar tentang bagaimana kota religius seperti Cirebon, memiliki Freemasonry yang bertentangan dengan ajaran Islam yang kuat di Keraton Cirebon.

Catatan paling awal  mengenai keberadaan Freemasonry di  Cirebon dimulai dari pendirian loji “Humanitas” di Tegal sebagai loji paling dekat dengan Cirebon dengan jarak sekitar 45 mil.

BACA JUGA:Apa Benar Ciri-ciri Majalengka Dulunya Lautan? Sungai Cikeruh Jalur Perlintasan Kapal VOC

Pendirinya menurut majalah L’union Fraternelle;  Weekblad  Voor  Vrijmetselaarsadalah van Olden, Slingerlandt dan Hesselberg (L’union  fraternelle;  weekblad voor  vrijmetselaars,  jrg  8,  1898,  no  29,  16-07-1898, 1898). 

Buku kenangan Freemasonry di Hindia Belanda, menyebutkan para pendiri lebih lengkap yaitu Mr. Vr. M. R. H. van Olden, J. B. G. van Slingerlandt, F. G. Voorbij, H. ‘t Hoen, C. van Eek,   J.   E.   van   der    Linden   dan   J.   Th. Hesselberg  yang  diprakarsai  pada  21  April 1897(“De  Ster  in  het  Oosten”, Weltevreden,  “La  Constante  et  Fidele”, Semarang,  “De  Vriendschap,”  1917). van Olden  tercatat  memiliki  tempat  tinggal  di dekat  residen  Cirebon (Indisch  maçonniek tijdschrift, jrg 2, 1896-1897, 1897).

BACA JUGA:Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Beberapa   bulan   selanjutnya   yaitu November 1898 diadakan pertemuan di loji “Humanitas”  yang  diprakarsai  oleh Freemasondari  Tegal  dan  Cirebon,  dengan panitianya  adalah  H.  J.  W.  van  Lawick  van Pabst,   W.   Buurman   van   Vreeden,   A.   G. Lamminga,  G.  W.  S.  van  Hasselt(L’union fraternelle;   weekblad   voor   vrijmetselaars, jrg 9, 1899, no 15, 08-04-1899, 1899).

Adapun struktur kepengurusan selanjutnya adalah G. J. P. Vallete, R. H. van Olden,  G.  A.  Malga,F.  G.  A.  Akker,G.  W.  S. van Hasselt, A. Bochardt(L’union fraternelle; weekblad voor vrijmetselaars, rg 9, 1899, no 15, 08-04-1899, 1899).

Akker merupakan Freemason yang  bermukim  di Cirebon dengan       pekerjaan       sebagai penerima bea masuk, ekspor dan bea cukai sejak 1895 (De locomotief : Samarangsch handels-en  advertentie-blad;  10  sep 1895 -Art. 37, 1895).

BACA JUGA:Bukan Main! Nama Jawa-Sunda Sudah Dikenal Sejak Romawi Kuno, Ungkap Sundaland Teliti Kotoran Kelelawar

Buku Gedenkboek      Vrijmetselarij mencatat  bahwa  sekitar  tahun  1893  telah terdapat  beberapa Freemasonyang  belum diakui    secara    resmi    di    loji-loji,    yang tersebar  di  beberapa  kota  yaitu  Bandung, Blitar,      Cirebon,      Yogyakarta,      Padang, Pekalongan,   Rembang,   Salatiga,   Surabaya dan    Tegal(“De  Ster  in  het  Oosten”, Weltevreden,  “La  Constante  et  Fidele”, Semarang,  “DeVriendschap,”  1917).

Kategori :