Benarkah Kepemimpinan di Indonesia Erat dengan Kekuatan Mistis?

Senin 07-08-2023,05:24 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

RADARMAJALENGKA.COM- Indonesia sudah memasuki era disrupsi dengan diiringi kemajuan teknologi infomasi,  kepercayaan akan hal-hal magis masih eksis sampai sekarang. Dalam roda perpolitikan  Indonesia sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu magis.

Pada masa lalu, raja-raja nusantara konon harus memiliki ilmu  kanuragan dan aji-aji yang mumpuni untuk mendukung kekuasaannya.

Misalnya  Panembahan Senopati dari Mataram yang memiliki hubungan gaib dengan Kanjeng Ratu  Kidul semasa hidupnya guna memperkokoh kekuasaannya.

BACA JUGA:Ledakan Bom Hiroshima, Alat Rekam di Ketinggian 9.144 Meter Kamera Tak Berawak Jarak 731 Meter

Arus politik dari setiap masa kepemimpinan seorang presiden sangat erat dengan  kekuatan mistis atau magis, dan jika dirunut dari sejarah kepemimpinan di Indonesia, para  pemimpin bangsa Indonesia banyak melakukan tradisi mistis.

Mistis bukan berarti negatif  namun tradisi dan kepercayaan yang tidak diyakini semua orang karena aktivitasnya yang  tersembunyi.

Presiden Indonesia yang melakukan tradisi mistis yang berasal dari Jawa  adalah Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Susilo  Bambang Yudoyono, sampai pada Joko Widodo, mereka dipercaya dan terbukti  melakukan aktivitas mistis selama kepemimpinannya.

BACA JUGA:Raksasa Kerdil Anjawong Ini Kisahnya di Naskah Kulit Kayu, Sosok Gaib Prabu Siliwangi

Pertama, Bung Karno misalnya sebelum memproklamirkan kemerdekaan Indonesia  terlebih dahulu menyambangi makam raja-raja Jawa misalnya di kawasan Mamenang  (Kediri) yang merupakan petilasan Prabu Jayabaya.

Kedua, Presiden Soeharto juga mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat  untuk menyerap energi dari masa lampau.

Selain itu presiden yang berkuasa selama 32  tahun itu diyakini melaksanakan ajaran leluhur dan juga nglakoni semisal puasa,  mengadakan selamatan dalam kurun waktu tertentu dan menyambangi tempat-tempat  yang dinilai memiliki kekuatan adikodrati.

BACA JUGA:Laporan Kerajaan Belanda, Sumur Minyak di Maja Rerink Habis Modal

Ketiga, Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur bukan hanya  dikawal dengan doa dan wirid dari ulama terkemuka di seluruh penjuru nusantara.

Gus  Dur begitu ia akrab disapa juga mendatangi makam-makam keramat atau menggelar  ritual khusus untuk menopang kekuasaanya.

Begitu terpilih sebagai Presiden pada tahun  1999, Gus Dur langsung menyambangi makam Kiai Mutamakkin di Pati, Jawa Tengah.

Kategori :