Namun secara bertahap mereka akhirnya ikut pindah, karena pergerakan tanah yang terus terjadi setiap tahunnya.
BACA JUGA:Informasi Yang Diketahui dari Kecelakaan di Tol Cipali Hari Sabtu Ini, Ada Korban Meninggal Dunia
Kampung Tarikolot dan Curug direkomendasikan dikosongkan sejak Februari 2010 dan lokasi pengganti berada di Blok Awilega.
Blok Tarikolot masuk ke dalam zona merah atau rawan bencana. Hasil penelitian Badan Geologi dari Kementerian ESDM pernah melakukan kajian dan penelitian.
Dari penelitian Badan Geologi pergerakan tanah itu terjadi setiap 20 tahun sekali dan setiap menitnya pun bergerak.
Terutama saat musim hujan tidak ada air mengalir atau keluar muncul dari tanah. Itu pertanda bakal terjadi bencana kembali.
BACA JUGA:KECELAKAAN DI TOL CIPALI: 1 Korban Meninggal Dunia, Sopir KH Azizi Hasbullah
Meski demikian, Kampung mati tersebut secara resmi memang sudah tidak berpenghuni sejak tahun 2006, karena musibah pergerakan tanah.
Beberapa waktu lalu, Kepala Desa Sidamukti, Karwan menuturkan secara umum, kondisi rumah memang rusak parah karena lama ditinggalkan.
"Ada sekitar delapan KK. Karena mereka masih mengelola lahan pertanian dan perkebunannya," kata Karwan.
Total di Blok Tarikolot terdapat 180 unit rumah yang rusak karena pergerakan tanah. Kejadian ini berdampak kepada 253 kepala keluarga.
BACA JUGA:5 SYARAT Uang Kertas Rp 75 Ribu Bisa Laku Jutaan, Simak di Sini
Pasca kejadian itu, sebagian masyarakat direlokasi ke Blok Buahlega sekitar tahun 2009. Meski banyak rumah rusak. Namun tidak ada korban jiwa dalam serangkaian musibah tersebut.
Karwan membeberkan, tidak hanya tahun 2006 saja. Bahkan tahun 2016 bencana serupa skala besar kembali mengguncang wilayahnya.
Saat itu masih ada puluhan kepala keluarga (KK) yang masih menghuni di beberapa tempat tinggalnya. Masyarakat beralasan bahwa mereka masih tinggal di Blok tersebut karena jarak dengan lahan pertaniannya cukup dekat.