KERTAJATI, RADARMAJALENGKA.COM - Acon Ansori kini tercatat sebagai salah seorang calon kepala desa (kades) yang akan bertarung di arena Pilkades Pakubeureum Kecamatan Kertajati yang sebentar lagi akan digelar.
Kehadiran Acon sebagai calon kepala desa cukup menarik perhatian bahkan sebagian masyarakat menilai keputusan maju sebagai calon kades sebagai sikap yang berani dan nekat.
Berani karena calon yang dihadapinya adalah petahana dan nekat karena tidak seperti calon kepala desa lainnya ia adalah sosok sederhana secara ekonomi.
Namun sikapnya yang polos apa adanya, keputusan Acon untuk maju sebagai calon kepala desa mulai banyak menarik simpati masyarakat.
BACA JUGA:TERBUKTI! Tol Cisumdawu Mempercepat Perjalanan Bandung - Kertajati, Begini Kelanjutan Proyeknya
BACA JUGA:SIAP-SIAP! Tol Cisumdawu Beroperasi Penuh Bulan Depan, Bandung - Kertajati 1 Jam Sampai
Salah satu janji politiknya yang dianggap spektakuler adalah tidak akan mengambil gaji bila dipercaya mengemban amanah masyarakat menjadi kepala desa. Suatu janji yang jarang dilakukan oleh para calon kepala desa pada umumnya.
Acon berniat untuk mendonasikan gajinya selama menjadi kepala desa kepada para guru ngaji dan fakir miskin yang ada di desanya.
Sementara untuk menopang kehidupan sehari-harinya pria kelahiran Juli 1984 itu yakin Allah akan membukakan pintu rezeki dari pintu yang lain.
Tekad Acon ini tentunya menuai simpati banyak masyarakat Desa Pakubeureum. Karena walaupun kondisi ekonomi yang terbatas ia masih memikirkan nasib guru ngaji dan fakir miskin yang memang masih membutuhkan perhatian dan bantuan.
BACA JUGA:EVALUASI Arus Mudik - Balik Via TOL CISUMDAWU Ruas Fungsional, 50 Ribu Kendaraan Melintas
BACA JUGA:NIH! HP Nokia Harga 1 Jutaan Tapi Spek Dewa, Kualitas Foto Cling
Ini membuktikan bahwa niatnya menjadi kepala desa bukan untuk mencari materi atau kekayaan, tapi benar-benar ingin mengabdi pada tanah kelahirnya ingin melihat Desa Pakubeureum maju.
Hal lain yang membuat masyarakat kagum terhadap Acon adalah keberanian dan kenekatannya untuk ikut dalam kontestasi pilkades.
Hal ini terlihat pada saat mendaftar ke panitia, bila calon lain selalu diiringi oleh para pendukungnya sementara Acon mendaftar hanya diantar oleh istrinya.