Dedi mengaku terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan baik SMA maupun SMK di Jawa Barat.
Ditegaskan pria asal Majalengka ini, pentingnya budaya lokal dan agama di Jawa Barat yang perlu terus dipertahankan dengan terus pengembangan adanya penerapan kurikulum industri di SMK.
Ia tidak ingin seperti Karawang yang tergolong kawasan industri besar, tapi justru tingkat pengangguran terbesar di Jawa Barat. “Kita tingkatkan ekonomi pangan agar terus meningkat dan menguasai teknologi digital, anak- anak biarkan bermain medsos tapi tetap kita awasi sehingga bermain medsos yang positif,” tandasnya.
Kepala SMKN 1 Kadipaten, Nana Surjana SPd sangat mengapresiasi program JMS yang berkolaboratif dengan dinas terkait. Menurut Nana dari jumlah seluruh siswa mencapai 1.600 hanya 450 siswa dari kelas XII yang mengikuti program ini, karena sebentar lagi mereka akan lulus.
“Kami berharap para siswa memiliki pengetahuan dan wawasan hukum serta mengetahui potensi dirinya, agar kelak setelah keluar sekolah bisa melanjutkan studi atau bisa hidup mandiri atau bisa bekerja sesuai dengan keahliannya,” kata Nana yang juga Plt Kepala SMKN Kertajati ini.
Diakui Nana, kegiatan JMS yang berkolaborasi dengan sejumlah dinas terkait baru pertama kali dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. “Kegiatan ini sangat positif untuk menambah wawasan pengetahuan hukum siswa, dan jadi ajang untuk mencari informasi peluang kerja,” ujarnya.
Pada acara pembukaan JMS, disemarakkan oleh kreasi tari jaipong siswa SMKN 1 Kadipaten, dan upacara adat menyambut kedatangan Kadisdik Jabar, Dedi Supandi serta Kajari Majalengka Eman Sulaeman. Para guru SMKN 1 Kadipaten yang mencapai 100 orang sangat antusias menyambut tamu undangan yang hadir ke kampus yang berada di Desa Liangjulang Kecamatan Kadipaten tersebut.
BACA JUGA:Evaluasi Bidang Keamanan, Tim Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jabar Monev Lapas Majalengka