Radarmajalengka.id, MAJALENGKA -Pemilu 2024 sudah semakin dekat, diprediksi memunculkan lebih banyak calon legislatif (caleg) dari kalangan milenial yang masih muda-muda. Mayoritas partai politik yang ada di Kabupaten Majalengka menargetkan dan menyasar milenial untuk direkrut menjadi caleg. Persoalan muncul ketika, mental bagi-bagi uang untuk meraih suara terbanyak masih melekat di kalangan masyarakat maupun caleg itu sendiri.
Menanggapi fenomena itu, Budayawan Majalengka, Oom Somara De Uci mengatakan pihaknya menunggu gerakan para kaum milenial yang akan ikut kontestasi pada Pileg 2024.
"Para caleg yang akan datang, harusnya bisa bergerak tanpa mental bagi-bagi uang. Bisa tidak? Soalnya mental menerima uang dari kalangan masyarakat, ataupun mental caleg yang membagi-bagikan uang untuk masyarakat, itu sama-sama masih melekat kuat," ungkap Oom kepada awak media Sabtu, (13/8).
Oom menjelaskan, mengingat kebanyakan yang jadi pemenang dalam kontestasi pileg yang sudah-sudah itu, mayoritas masih dimenangkan oleh mereka para caleg yang punya uang banyak. "Selama ini, yang punya uang itu lah yang menang di setiap dapil, sehingga dia lolos menjadi pemenang.
BACA JUGA:Persiapan Matang Tim Yamaha Racing Indonesia Siap Berlaga di ARRC 2022 Jepang
Padahal, milenial yang nyaleg harus mengedepankan soal integritas, keilmuan, kita menunggu kaum milenial yang nyaleg ini seperti apa? Dalam kancah percalegan di Indonesia secara umum, atau tingkat lokal Majalengka secara khusus," katanya.
Oom menambahkan, milenial yang nyaleg harusnya bisa menggunakan konsep tatap muka dengan virtual meting, seperti telah dilakukan semasa pandemi Covid-19. "Kaum milenial itu kan identik dengan kaum rebahan.
Nah, bisa tuh diterapkan dan bisa diseting sambil leyeh-leyeh untuk meraih masa dan suara terbanyak. Sewaktu pandemi kita sudah terbiasa diam di rumah, bisa gak diterapkan sewaktu nanti kampanye dan sosialisasi. Harusnya bisa, karena pandemi telah mengajarkan dengan diam di rumah. Lalu kita mengenal zoom meeting, itu bisa dilakukan saat kampanye nanti," tuturnya.
BACA JUGA:Semakin Berkualitas dan Kreatif, Ini Dia Pemenang Yamaha Fazzio Jingle Competition 2022
Ia mencontohkan, konsep milenial bisa diambil dari sosok Kuwu Kawunghilir yang meminjamkan uangnya kepada masyarakat tanpa bunga.
"Untuk mencegah bagi-bagi uang kepada masyarakat, ada baiknya menengok seorang kepala desa Kawunghilir, meminjamkan uang kepada masyarakat tanpa bunga, itu bisa mencegah mental bagi-bagi uang kepada masyarakat ketika kampanye," katanya.
BACA JUGA:Pemkab Launching Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih