Makna Hari Pahlawan dalam Sudut Pandang Kebangsaan, Demokrasi, dan Kepemiluan

Makna Hari Pahlawan dalam Sudut Pandang Kebangsaan, Demokrasi, dan Kepemiluan

Oleh : Hj. Elih Solelah Fatimah, S.Pd-dok-Istimewa

Oleh: Hj. Elih Solehah Fatimah, S.Pd

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Administrasi – Konsentrasi Kebijakan Publik Universitas Majalengka, Komisioner KPU 2023–2028

Memaknai Hari Pahlawan di masa kini berarti menafsirkan kembali nilai-nilai perjuangan dalam konteks kekinian — di mana medan juang bukan lagi di ranah fisik, melainkan pada gagasan, informasi, dan partisipasi publik. Dari sudut pandang kebangsaan, demokrasi, dan kepemiluan, semangat kepahlawanan menjadi landasan moral untuk membangun bangsa yang berintegritas, terbuka, dan berkeadilan.

Semangat Pahlawan dalam Pembangunan Kebangsaan

Melawan Ancaman Baru.

Jika dahulu pahlawan melawan penjajah bersenjata, maka kini musuh bangsa hadir dalam bentuk korupsi, disinformasi, radikalisme, dan ketidaksetaraan. Semangat kepahlawanan diwujudkan melalui integritas, disiplin, dan dedikasi untuk memajukan bangsa di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan infrastruktur.

BACA JUGA:Pahlawan Nasional 2025: Gus Dur, Soeharto, hingga Aktivis Marsinah Dapat Penghargaan Negara

Persatuan dan Tanggung Jawab.

Para pahlawan dahulu berjuang demi persatuan bangsa. Di masa sekarang, hal ini berarti menjaga tenun kebangsaan di tengah polarisasi sosial. Dialog, toleransi, serta rasa tanggung jawab bersama terhadap masa depan bangsa adalah wujud nyata semangat kepahlawanan di era modern.

Nilai Kepahlawanan dalam Demokrasi dan Kepemiluan

Partisipasi Aktif.

Pahlawan demokrasi adalah mereka yang menggunakan hak pilihnya secara sadar dan bertanggung jawab, serta ikut mengawasi jalannya pemerintahan dan proses pemilu. Partisipasi bukan sekadar rutinitas lima tahunan, melainkan bentuk komitmen terhadap kejujuran dan keadilan dalam kepemimpinan.

Integritas dan Kejujuran.

Demokrasi yang sehat membutuhkan kejujuran dan keterbukaan. Nilai kepahlawanan hadir ketika masyarakat dan penyelenggara pemilu menolak politik uang, hoaks, dan manipulasi informasi yang dapat merusak sendi-sendi demokrasi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: