HARI WAISAK : MAKNA, PERAYAAN DAN TRADISI

RADARMAJALENGKA.COM - Hari Waisak adalah salah satu perayaan paling penting dalam kalender agama Buddha. 

Dikenal juga sebagai Vesak, perayaan ini memperingati tiga peristiwa utama dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Buddha: kelahirannya, pencerahannya, dan wafatnya. 

Dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia, Hari Waisak adalah waktu untuk refleksi spiritual, meditasi, dan berbagai aktivitas keagamaan yang memperkuat ikatan komunitas.

BACA JUGA:Hari Kebangkitan Nasional: Tonggak Sejarah Perjuangan Indonesia

Sejarah dan Makna Hari Waisak

Hari Waisak jatuh pada bulan purnama di bulan Waisak (biasanya antara April dan Mei), sesuai dengan kalender lunisolar Buddhis. Tanggal pastinya bervariasi setiap tahun, tetapi makna yang mendalam tetap sama. Tiga peristiwa penting yang diperingati pada hari ini adalah:

1. Kelahiran Buddha : Siddhartha Gautama lahir sekitar tahun 563 SM di Lumbini, yang sekarang terletak di Nepal. Kelahirannya dianggap sebagai kedatangan seorang yang akan membawa pencerahan bagi umat manusia.

2. Pencerahan Buddha : Pada usia 35 tahun, Siddhartha mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Pada saat ini, ia menemukan empat kebenaran mulia dan jalan menuju nirwana.

3. Wafat Buddha : Buddha meninggal pada usia 80 tahun di Kushinagar, India, mencapai parinirvana, yang menandakan pembebasan terakhir dari siklus kelahiran dan kematian.

Ketiga peristiwa ini dirayakan secara bersamaan pada Hari Waisak, menjadikannya momen yang sangat penting untuk merenungkan ajaran Buddha dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Presiden Iran Ebarahim Raisi Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat, Di Duga Akibat Cuaca Buruk

Perayaan dan Tradisi

Perayaan Hari Waisak bervariasi di seluruh dunia, tetapi beberapa tradisi umum meliputi:

1. Pemujaan di Vihara : Umat Buddha mengunjungi vihara untuk melakukan berbagai ritual keagamaan. Mereka membawa persembahan seperti bunga, lilin, dan buah-buahan. Upacara ini dilakukan dengan khidmat, menciptakan suasana yang sakral dan damai.

Sumber: