Reforma Agraria: Jalan Nusron Menuju Pembangunan Berkeadilan
Reforma Agraria menjawab persoalan ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah-Dok-Istimewa
RADARMAJALENGKA.COM-Jakarta – Di tengah riuh peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2025, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyampaikan pesan yang menggetarkan: pembangunan nasional tak boleh hanya menyanjung investasi, tetapi juga harus menyentuh keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
“Pembangunan harus berkeadilan dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ada petani, nelayan, pelaku usaha mikro, masyarakat adat—semua harus dilibatkan dalam arus kesejahteraan. Di sinilah Reforma Agraria menjawab persoalan ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah,” tegasnya.
Bagi Nusron, Reforma Agraria bukan sekadar redistribusi tanah, melainkan juga penguatan akses masyarakat. Ia menyebut ada dua pilar penting: penataan aset dan penataan akses. Dua hal ini, katanya, adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. “Setiap jengkal tanah adalah amanah. Jangan biarkan telantar,” ucapnya penuh penekanan.
Pemerintah kini memperkuat pengawasan terhadap tanah skala besar yang dikuasai perusahaan. Jika ada yang terbengkalai atau tak digunakan sesuai peruntukan, tanah itu akan ditata kembali dan dialokasikan bagi masyarakat kecil. Bagi mereka yang selama ini hanya menjadi penonton dalam arus pembangunan, tanah itu diharapkan menjadi pintu masuk kesejahteraan.
BACA JUGA:Menjaga Tanah, Menata Ruang: Pesan Nusron di HANTARU 2025
Tak hanya untuk pemerataan, tanah-tanah tak produktif juga diarahkan mendukung program prioritas: dari swasembada pangan dan energi hingga pembangunan Tiga Juta Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan cara ini, Reforma Agraria diharapkan memberi manfaat ganda: mengatasi ketimpangan sekaligus menopang agenda pembangunan nasional.
Reforma Agraria, bagi Nusron, adalah solusi strategis. Ia bukan hanya jawaban atas ketimpangan agraria, melainkan instrumen penting menuju pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Ujungnya hanya satu: menyejahterakan rakyat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
