Menjaga Tanah, Menata Ruang: Pesan Nusron di HANTARU 2025
Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid-Dok-Istimewa
RADARMAJALENGKA.COM-Jakarta – Hujan gerimis sempat membasahi Lapangan Kementerian ATR/BPN pagi itu. Namun, suasana khidmat tetap terasa saat Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, berdiri di hadapan ratusan peserta upacara Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2025, Rabu (24/9).
Di usia 65 tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), Nusron membawa kabar yang tak sekadar deretan angka, tetapi juga simbol hadirnya negara dalam urusan tanah dan ruang hidup masyarakat.
“Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), negara hadir memberikan perlindungan hak rakyat atas tanahnya,” tegasnya.
BACA JUGA:Luka Sosial di Balik Angka: 959 Tersangka Kerusuhan, 295 di Antaranya Anak-Anak
Data yang dipaparkannya membuat decak kagum: hingga September 2025, pendaftaran tanah telah menyentuh 123,1 juta bidang, dengan 96,9 juta di antaranya sudah bersertipikat. Angka itu bukan hanya statistik, melainkan jaminan kepastian hukum yang memberi rasa aman bagi jutaan keluarga Indonesia.
Tak berhenti di sana, Nusron menekankan pentingnya penataan ruang. Baginya, tanah dan ruang adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. “RDTR berperan sebagai pedoman pembangunan daerah dan pintu masuk kegiatan berusaha,” katanya. Hingga kini, dari target 2.000 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), sebanyak 646 sudah diterbitkan, dengan 428 terintegrasi ke dalam sistem Online Single Submission (OSS).
BACA JUGA:Nominasi Tiga Besar, Tim Penilaian Lomba Desa Harus Objektif dan Profesional
Pesan itu sederhana tapi tajam: tanpa tata ruang yang jelas, investasi bisa melaju tanpa kendali, masyarakat berisiko terdampak, dan lingkungan terancam. Karena itu, tema besar HANTARU tahun ini, “Tanah Terjaga, Ruang Tertata, Wujudkan Asta Cita”, bukan sekadar slogan. Ia menjadi kompas yang mengingatkan semua pihak bahwa tanah dan ruang bukan hanya sumber daya, melainkan warisan untuk generasi mendatang.
Di akhir upacara, gema pesan Nusron seakan menjadi refleksi bersama: tanah harus dijaga, ruang harus ditata, agar cita-cita besar bangsa bukan sekadar wacana, tetapi nyata dirasakan rakyat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
