
RADARMAJALENGKA.COM— Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, mengapresiasi kinerja Provinsi Jawa Barat yang berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 5,8 persen. Penurunan signifikan ini turut berdampak pada prevalensi stunting nasional yang kini berada di angka 19,8 persen.
“Prevalensi Jawa Barat alhamdulillah sudah bagus. Sekarang 15,9 persen, di bawah rata-rata nasional. Semoga ini menjadi inspirasi bagi provinsi lain,” ujar Wihaji usai meluncurkan Gerakan Sehat dan Atasi Stunting (Sehati) di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (17/6/2025).
Sehati merupakan program dukungan terhadap Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), sebagai salah satu quick wins BKKBN.
BACA JUGA:Polres Majalengka Ukir Prestasi: Ungkap Kasus Besar & Gelar Aksi Sosial di Hari Bhayangkara ke-79
BACA JUGA:PMI Gencar Galang Donor Darah ke Kecamatan
Menurut Wihaji, turunnya angka stunting di Jawa Barat sangat mempengaruhi angka nasional karena provinsi ini memiliki populasi terbesar di Indonesia, lebih dari 50 juta jiwa. "Kalau mau menyelesaikan stunting nasional, mulai dari Jawa Barat," tandasnya.
Meski demikian, angka 19,8 persen secara nasional masih belum mencapai target RPJMN 2024 sebesar 18 persen. Target nasional jangka panjang untuk 2029 ditetapkan sebesar 14 persen.
Dalam kunjungannya ke Pangalengan, selain meluncurkan Gerakan Sehati, Wihaji juga menggandeng PT Perkebunan Nusantara 1 (PTPN 1) untuk menjadi orang tua asuh bagi 200 keluarga berisiko stunting (KRS) di sekitar area perkebunan.
“KRS yang dibantu ibu hamil, menyusui, dan baduta di periode 1.000 hari pertama kehidupan. Kalau aman dua tahun, ke depan anaknya aman,” tegasnya.
BACA JUGA:Smansa Siapkan 12 Rombel Baru dengan Kuota 432 Siswa Baru
Wihaji juga menyoroti penyebab utama stunting, seperti kekurangan gizi, akses air bersih, sanitasi buruk, serta pernikahan dini. Ia berharap gerakan Sehati dapat membantu menekan angka stunting, bahkan hingga zero prevalence di masa depan.
“Kalau stunting zero, berarti IQ bangsa Indonesia akan meningkat, generasi masa depan akan lebih berkualitas,” pungkasnya.