RADARMAJALENGKA.COM – Tidak sedikit guru yang ditempatkan pada posisi yang bukan di lingkungan pendidikan, sementara tenaga guru masih kurang dan sangat dibutuhkan oleh sekolah serta lembaga pendidikan di Kabupaten Majalengka.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Dr H Iman Pramudiya Subagja MM mengatakan penempatan pegawai di lingkungan Pemkab Majalengka tidak didasarkan pada jenjang karir dan terkesan hanya karena faktor kedekatan.
“Dasar penempatan pegawai tidak lagi mengacu pada jenjang karier, tetapi lebih karena faktor 'setoran'. Itu adalah hal yang terjadi pada masa lalu, dan ke depan, pada kepemimpinan Drs H Eman Suherman-Dena M Ramdhan (Hade. Hal tersebut tidak boleh terulang lagi," tandasnya di sela audiensi Fordisk Nasgor dengan pimpinan DPRD Kabupaten Majalengka, Selasa (4/2).
Sementara itu, Dosen Universitas Majalengka (Unma) yang juga Pendamping Sekolah Penggerak di Kabupaten Majalengka, Dede Abdul Rahman menyatakan bahwa sistem pendidikan di Kabupaten Majalengka harus diubah.
BACA JUGA:Hasil Sidang Pleno Zakat Fitrah tahun 2025: Beras 2,7 Kg atau Uang Rp40.000
"Bahkan, perda yang mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus diubah," ujarnya.
Senada, purnawirawan TNI yang juga anggota Fordisk Nasgor asal Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka, Uju, menilai bahwa tingkat kedisiplinan siswa di Kabupaten Majalengka menurun.
"Kami berharap guru bisa bersikap tegas terhadap para siswa dan tidak takut diprotes oleh orang tua ketika harus menghukum anak didik yang melanggar," kata Uju.
Sementara itu, Ketua Pepabri Kabupaten Majalengka yang juga anggota Fordisk Nasgor Kabupaten Majalengka, Yoyo Suwaryo, menyatakan pentingnya pendidikan wawasan kebangsaan bagi para siswa. (ara)
BACA JUGA:Falah Juara Kejurnas Piala Danyon 321