RADARMAJALENGKA.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Majalengka yang menyasar hampir lebih dari 8.000 siswa, tentunya menghasilkan limbah.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka telah mempersiapkan langkah untuk mengolah limbah tersebut agar bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Majalengka, Imam Firmansyah mengaku telah menyusun konsep pengelolaan limbah makanan dengan melibatkan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon.
"Itu limbah tidak membahayakan, karena limbah protein. Kami sudah berpikir dengan koordinasi ke UGJ Cirebon. Di situ ada alat menampung limbah-limbah dari makan. Nantinya, ke depan, limbah itu diolah menjadi pakan untuk dimanfaatkan peternakan, serta perikanan," ungkap Iman, kemarin.
BACA JUGA:Sungai Ciwaringin Abrasi, Ancam Keselamatan Ratusan Keluarga
Menurutnya, dengan jumlah siswa yang besar di setiap desa, bahkan hingga ribuan orang, jumlah limbah yang dihasilkan pun pastinya banyak. "Kalau misal sekarang di dalam satu desa murid ada 3.000 orang, yang tidak dimakan banyak pastinya. Itu tuh satu desa," tuturnya.
Dalam proses pengolahan, dia menjelaskan, rencananya akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk implementasi di lapangan.
"Negara sudah menyediakan sarana seperti BUMDes di setiap desa. Tinggal memastikan fungsi BUMDes berjalan optimal, sehingga program ini dapat mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi," jelas dia.
Program MBG yang dibiayai melalui APBD 2025, Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi mengaku telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk memberikan makanan bergizi kepada 8.048 siswa di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SMP.
BACA JUGA:Eman-Dena Hadiri Undangan Khusus Dedi Mulyadi
"Jumlah penerima manfaat program MBG ini tersebar di 18 lembaga pendidikan di wilayah Kecamatan Majalengka. Program ini mencakup satu PAUD, enam TK, tujuh SD, dan empat SMP baik negeri maupun swasta," ucapnya.
Dedi menjelaskan, SMPN 3 Majalengka menjadi sekolah dengan jumlah siswa terbanyak, yaitu 1.015 orang, diikuti SMPN 1 Majalengka dengan 920 siswa.
"Pihaknya juga memastikan bahwa pemberian menu makanan dalam program MBG dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN)," pungkasnya. (bae)