Tercatat Majalengka dan Bogor Paling Banyak Terjadi Bencana

Kamis 30-11-2023,10:00 WIB
Reporter : Baehaqi
Editor : Leni Indarti Hasyim

Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Anne Hermadianne, menyebut Jawa Barat merupakan provinsi paling rawan bencana.

BACA JUGA:Kesbanpol Gelar Sosialisasi Tentang Wawasan Kebangsaan

BACA JUGA:Rekor Muri, Sebanyak 22.172 Siswa Makan Pisang

Pasalnya, hal tersebut dipengaruhi keberadaan tujuh gunung api aktif dan tiga sesar di Jawa Barat yang sewaktu-waktu berpotensi menimbulkan bencana.

Karenanya, pihaknya mendorong seluruh elemen masyarakat Jawa Barat untuk semakin sadar bencana, sehingga dapat mengantisipasi potensi bencana di lingkungannya masing-masing.

"Dari BNPB juga sudah menyampaikan Jawa Barat merupakan daerah yang tingkat kerawanan bencananya paling tinggi," katanya.

Ia mengatakan, edukasi dan mitigasi bencana juga penting digencarkan kepada masyarakat Jawa Barat, sehingga memahami terkait tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana.

BACA JUGA:Toto Warsito Juara 1 Anugerah PNS Berprestasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2023

BACA JUGA:Menteri Desa PDTT, Siap Mensupport Program-Program Disway National Network

Sebab, menurut dia, terjadinya bencana tidak dapat dihindari, sehingga masyarakat harus bersiap-siap untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dan meminimalisir dampaknya.

"Jika masyarakat teredukasi tentang mitigasi bencana, maka dampaknya bisa diminimalisir, dan mencegah timbulnya korban, karena mereka bisa melakukan banyak hal," ujar Anne Hermadianne.

Anne menyampaikan, Jawa Barat yang menjadi provinsi terpadat jumlah penduduknya pun lebih rentan terhadap timbulnya korban apabila tidak diedukasi mengenai mitigasi bencana.

Karenanya, pihaknya pun menggandeng BMKG, BMKG di seluruh daerah se-Jawa Barat, hingga instansi terkait lainnya untuk menggencarkan mitigasi bencana kepada masyarakat.

BACA JUGA:Menteri Desa PDTT, Siap Mensupport Program-Program Disway National Network

Pasalnya, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua elemen dari mulai pemerintah, pengusaha, akademisi, hingga masyarakat sendiri.

"Jadi, ini kerja sosial yang membutuhkan peran aktif semua pihak untuk menyikapi bencana, sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana," kata Anne Hermadianne. (bae)

Kategori :