"Saat ini, kami tengah menyusun acuan penetapan masa siaga bencana tersebut sambil berkoordinasi dengan BMKG mengenai perkiraan awal musim hujan di Majalengka," katanya.
Ia menyampaikan, dalam dua hari terakhir BPBD Majalengka pun tengah memonitor wilayah-wilayah rawan bencana hidtrometrologi di Kabupaten Majalengka bersama BNPB.
Pihaknya mengakui, dari hasil kajian risiko bencana terdapat 170 desa di 19 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang menjadi daerah rawan longsor, dan pergerakan tanah.
BACA JUGA:Projo Ganjar Pranowo Siap Door to Door Menangkan Ganjar-Mahfud di Jawa Barat
Sementara wilayah rawan banjir saat musim hujan tersebar di 57 desa di 15 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang karakteristiknya berarus deras, tetapi durasinya maksimal empat jam.
"Rata-rata daerah rawan banjir berada di wilayah utara, dan rawan longsor hingga pergerakan tanah tersebar di wilayah selatan Kabupaten Majalengka," ujarnya.
Ia juga menambahkan, banjir di Majalengka termasuk kategori hanya lewat, karena durasinya cenderung sebentar.
Namun, banjir yang rata-rata berdurasi satu jam hingga dua jam tersebut arusnya cukup deras, sehingga berpotensi mengancam keselamatan masyarakat.
"Karakteristik banjir semacam ini biasanya dikarenakan peningkatan debit air dari daerah hulu," katanya.
Ia mengatakan, kondisi sungai yang semakin dangkal menyebabkan airnya meluap, tetapi arusnya tetap berjalan, sehingga butuh waktu untuk mengalirkannya hingga ke hilir.
BACA JUGA:KADIN Kabupaten Cirebon- APINDO Dukung Literasi dan Inklusi Keuangan, Asuransi Berikan Rasa Aman
Bahkan, banjir paling parah yang terjadi pada 2019 di wilayah utara Kabupaten Majalengka hanya berdurasi empat jam, dan ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai 115 cm.
Sementara di wilayah selatan Majalengka, tepatnya di Kecamatan Talaga, banjir terparah terjadi pada 2021 yang ketinggian airnya mencapai dua meter, dan setelah beberapa jam airnya surut kembali.
"Dari sisi arusnya juga cukup deras meski durasi banjirnya sebentar, karena air yang meluap dari sungai berasal langsung dari daerah pegunungan," ujar Rezza Permana.
Ia menyampaikan, dari hasil kajian risiko bencana musim hujan terdapat 57 desa di 15 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang termasuk daerah rawan banjir.
Di antaranya, Kecamatan Kertajati, Kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Ligung, Kecamatan Sumberjaya, Kecamatan Jatiwangi, Kecamatan Talaga, Kecamatan Cikijing, dan lainnya.
"Di wilayah selatan Majalengka terdapat lima desa di Kecamatan Cikijing, dan Talaga yang rawan banjit, sedangkan sisanya di wilayah utara," kata Rezza Permana. (bae)
BACA JUGA:Arisan Bodong Online Rugi Miliaran di Kota Cirebon, Begini Penjelasan Praktisi Hukum