
Peran anjing berdasarkan jejak kakinya yang terdapat di Candi Bojongmenje memang sulit untuk digambarkan secara detail. Namun, jika dilihat dari tipe masyarakat Sunda tempo dulu yang bermatapencaharian berladang, keberadaan anjing sangat dibutuhkan manusia untuk membantunya dalam keseharian.
“Masyarakat peladang berpindah sangat memerlukan anjing selain untuk menjaga ladang juga untuk membantu dalam berburu,” tambahnya.
Nanang Saptono memastikan bahwa jejak kaki anjing yang terdapat pada bata di Candi Bojongmenje tercetak pada saat proses pembuatan bata. Hal ini berdasarkan pada letak candi yang berada di tepi sungai yang cocok sebagai lokasi pembuatan bata.
Ia menambahkan bahwa sampai sekarang di sepanjang Sungai Cimande dan Citarik (sungai yang mengalir di arah timur kawasan Bojongmenje) masih terdapat masyarakat yang membuat bata.
“Aliran sungai yang mengendapkan tanah liat terdapat di kanan kiri sungai memberikan kemudahan masyarakat untuk mendapatkan bahan dasar bata,” imbuhnya. (*)