Apalagi Didukung sumberdaya alam Aceh yang melimpah. Hal itu membuat Aceh semakin siap dalam menhadapi ancaman sekutu
Namun sikap tawadhu dan akhlaqul kariimah yang tertanam dalam setiap diri Ulama Aceh, membuat mereka memberikan kesempatan kepada Soekarno untuk berdialog.
BACA JUGA:Ratusan Warga Lampit Biru Gelar Doa Bersama di Sepanjang Jalan
Setibanya di Banda Aceh, Soekarno diterima langsung oleh Daud Beureuh. Dalam kesempatan itu Tengku Daud mendengarkan Soekarno berbicara.
Bung Karno selaku Presiden RI menyapa Daud Beureueh dengan sebutan “Kakanda (kakak)”. Terjadilah dialog yang sampai saat ini tersimpan dengan baik dalam catatan sejarah Aceh.
Soekarno berkata kepada Tengku Daud, "Saya minta bantuan Kakak agar rakyat Aceh turut mengambil bagian dalam perjuangan pasukan yang sekarang sedang berkobar antara Indonesia dan Belanda untuk kemerdekaan yang telah kita proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.”
Daud Beureueh pun menjawab: Saudara Presiden! Kami rakyat Aceh dengan segala senang hati dapat memenuhi permintaan Presiden asal saja perang yang akan kami kobarkan itu berupa perang sabil atau perang fisabilillah. Perang untuk menegakkan agama Allah sehingga kalau ada di antara kami yang terbunuh dalam perang itu maka berarti mati syahid”.
BACA JUGA:Spiderman Cibeureum Kibarkan Bendera Merah Putih
“Kakak! Memang yang saya maksudkan adalah perang yang telah dikobarkan oleh pahlawan-pahlawan Aceh yang terkenal seperti Teungku Cik Di Tiro dan lain-lain, yaitu perang yang tidak kenal mundur, perang yang bersemboyan merdeka atau syahid", jawab Soekarno.
“Kalau begitu kedua pendapat kita telah bertemu dengan Saudara Presiden. Dengan demikian bolehlah saya mohon kepada Saudara Presiden, bahwa persetujuan perang telah usai belakangan ini, kepada rakyat Aceh yang diberikan kebebasan untuk menjalankan syariat Islam di dalam daerahnya,” pinta Daud.
“Wallah, Billah, rakyat Aceh nanti akan diberi hak untuk menyusun rumahtangganya sendiri sesuai dengan syariat Islam. Dan Wallah, saya akan mempergunakan pengaruh saya agar rakyat Aceh benar-benar nanti dapat melaksanakan syariat Islam di daerahnya. Nah, apakah Kakak masih ragu?" jawab Seokarno.
Begitulah percakapan kedua tokoh besar negara ini. Bahkan ketika keduanya sepakat maka Tengku Daud menyodorkan sepucuk surat kepada Soekarno untuk ditandatangani. Yakni surat yang berisi hasil kesepakatan keduanya.
BACA JUGA:Persekutuan Aneh Leluhur Manusia dengan Bangsa Jin, Sumia Diciptakan Sebelum Nabi Adam
Dengan air mata buaya, Soekarno menolak menandatangani surat tersebut. Tak ingin melukai hati Soekarno,Tengku Daud Beureh pun mempercayai Soekarno.
“Saya tidak ragu saudara Presiden. Sekali lagi, atas nama rakyat Aceh saya terima kasih atas hati Saudara Presiden,” begitu ungkapan Tengku Daud.
Tak hanya itu, sebelum Soekarno berpamitan, seluruh hadirin yang ada di lokasi segera mengumpulkan emas dan uang. Emas dan uang itu untuk diberikan kepada Soekarno sebagai bekal perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.