Untuk memutus jin nasab, menurut Muhammad Faizal, mesti dibahas dari 3 sisi, sebagai berikut:
1. Penguatan dari segi aqidah atau rohani
Penguatan dari sisi aqidah atau rohani tentunya dengan memperbaiki ketauhidannya, kemudian mengevaluasi adakah noda-noda kesyirikan yang masih ada di dalam hatinya.
Maka dari itu, Muhammad Faizar menyarankan bagi yang ingin memutus jin nasab untuk memperbaiki ketauhidannya, dengan cara menghancurkan jimat-jimat yang masih ada.
Kemudian selain menghancurkan jimat-jimat, untuk memutus jin nasab jangan menunggu wangsit dari jin yang selama ini menyertai jangan sekali-kali lagi diharapkan.
2. Penguatan dari segi fisik
Selanjutnya agar terlepas dari jin nasab, penguatan dari segi fisik juga harus diperhatikan. Karena setan dan jin memiliki strategi-strategi untuk membuat manusia menjadi generasi yang lemah secara akal dan fisik.
Muhammad Faizar menyebutkan diantara gangguan jin nasab, kadang-kadang seseorang akan dibuat mengidam seperti ibu hamil. Maka dari itu disarankan untuk memutus jin nasab untuk mengkonsumsi jenis makanan yang menyehatkan dan tidak merugikan tubuh.
Ia menambahkan, jin dan setan senang untuk mendiami tubuh dengan organ-organ yang lemah. Oleh sebab itu, jika ingin terlepas dari jin nasab untuk memiliki fisik yang kuat dengan menjaga makanan dan berolahraga.
BACA JUGA:Rebana Kuncinya Industrialisasi, Kang Emil di Masjid Al Jabbar: Pabrik Harus Menempel ke Rumah Susun
3. Penguatan lingkungan
Untuk memutuskan jin nasab, menurut Muhammad Faizar, harus ada penguatan lingkungan, contohnya dari keluarga.
Ini dilakukan agar ada dukungan dan dorongan dari keluarga sehingga seseorang yang ingin terlepas dari jin nasab mempunyai dukungan penuh dan kekuatan lebih untuk melawan jin tersebut.
Seperti yang sedang ramai dibicarakan, hati-hati, jika memiliki pegangan atau gaman ilmu hitam yang ada dalam tubuh. Konon, ada yang yakin jika memiliki ilmu tersebut, sulit untuk menghembuskan nafas yang terakhir.
Memang hidup, rezeki, jodoh dan matinya seseorang, hanya Tuhan yang tahu. Manusia hanya bisa menerima dan menjalani takdir tersebut.
Namun ada pengalaman menarik. Sebuah akun di media sosial mengunggah ada seseorang yang sangat sulit menghembuskan nafas terakhir. Padahal seseorang tersebut, secara logika tidak ada harapan hidup lagi.